Empat Hari Terpilih, Paus Leo XIV Sampaikan Pesan Penting ke Para Jurnalis Sedunia

INDOPOSCO.ID – Suasana Aula Paulus VI di Vatikan terasa hangat pada Senin (12/5/2025) pagi itu. Di tengah sorotan kamera dan barisan mikrofon, Paus Leo XIV berdiri tenang, menyambut para jurnalis yang telah meliput dinamika luar biasa, mulai dari wafatnya Paus Fransiskus, konklaf yang mendebarkan, dan momen-momen awal kepausan yang baru.
Dalam bahasa Italia yang fasih, beliau menyampaikan rasa terima kasihnya, bukan hanya karena kehadiran para awak media, tetapi karena kerja keras mereka untuk menyampaikan cerita yang jujur kepada dunia.
Di hadapan para profesional media dari berbagai penjuru dunia, Paus Leo XIV yang baru empat hari terpilih menggantikan Paus Fransiskus menyampaikan visi komunikasinya, yakni komunikasi sebagai jalan menuju perdamaian.
“Kita harus mengatakan ‘tidak’ pada perang kata dan gambar, kita harus menolak paradigma perang,” ujar Paus Leo XIV dikutip dari Vatican News, Selasa (13/5/2025).
Menurutnya, media memiliki kekuatan luar biasa untuk membentuk budaya, bukan sekadar menyampaikan fakta. Oleh karena itu, beliau mengajak semua pelaku media untuk mengusung pendekatan baru—komunikasi yang tidak haus konsensus, tidak agresif, tidak dikuasai kompetisi, dan selalu mencari kebenaran dengan kasih yang rendah hati.
Paus Leo XIV juga mengangkat suara mereka yang tak bisa berbicara, yakni para jurnalis yang dipenjara karena keberanian mereka melaporkan kebenaran.
“Hanya individu yang terinformasi yang dapat membuat pilihan secara bebas,” terangnya, seraya menyerukan pembebasan bagi jurnalis yang ditahan secara tidak adil.
Gereja, lanjut Paus Leo XIV, berdiri dalam solidaritas bersama para jurnalis yang memperjuangkan kejujuran di tengah tekanan dan penindasan.
Lebih lanjut, Paus mengapresiasi upaya media yang menggambarkan Gereja dalam wajah yang autentik, sebagai komunitas kasih Kristus, bukan hanya institusi.
Beliau memuji para jurnalis yang menanggalkan stereotip dan klise, serta berusaha mengungkap inti Gereja yang sering tersembunyi di balik headline.
Di tengah perubahan zaman yang kompleks, Paus mengingatkan bahwa baik Gereja maupun media tak bisa berdiri di luar sejarah.
“Hiduplah dengan baik, maka zaman akan baik. Kitalah zaman itu,” kutipnya dari Santo Agustinus.
Ia menggambarkan dunia kini sebagai “kekacauan bahasa tanpa kasih”, sebuah “Menara Babel modern” yang dipenuhi ujaran ideologis dan partisanship. Di sinilah media, katanya, harus hadir sebagai penuntun—bukan penyesat.
“Komunikasi bukan hanya soal penyampaian informasi, tetapi juga pembentukan budaya,” imbuhnya.
Tak ketinggalan, Paus menyinggung tentang kecerdasan buatan (AI), yang berkembang cepat namun menyimpan potensi bahaya jika disalahgunakan. Beliau menekankan perlunya tanggung jawab dan kebijaksanaan, agar AI digunakan demi kebaikan bersama dan masa depan umat manusia.
Sebagai penutup, Paus Leo XIV mengutip pesan mendalam dari pendahulunya, Paus Fransiskus.
“Mari kita tanggalkan prasangka dan dendam, fanatisme bahkan kebencian dalam komunikasi. Mari kita tanggalkan kekerasan dalam kata-kata, dan kita akan turut membantu menanggalkan kekerasan di dunia ini,” pesannya menambahkan. (her)