Headline

Aduh, Indonesia Risiko Tinggi Penyebaran Polio

INDOPOSCO.ID – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS menyatakan Indonesia berisiko tinggi dalam penyebaran virus polio.

“Kalau kita lihat pada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota semua masuk kriteria tinggi, high risk, cakupan vaksinasi polio rendah semua. Jadi kini ke Indonesia high risk terjadinya KLB (kejadian luar biasa) polio,” ujar Maxi seperti dikutip Antara, Sabtu (19/11/2022).

Maxi mengungkapkan pemberian imunisasi polio di Indonesia menggunakan jenis polio tetes BOPV, atau bivalent oral polio vaccine. Vaksin tersebut untuk mencegah virus polio tipe 1 dan 2, yang diberikan selama jangka waktu empat kali per empat bulan melalui oral.

Kemudian pemberian vaksin dikombinasikan dengan Inactive Polio Vaccine (IPV) dalam sediaan injeksi, serta nanti ada booster juga di usia 9 bulan bersamaan dengan pemberian vaksin campak atau rubella.

Akan tetapi, cakupan vaksinasi OPV4 dan IPV masih rendah. Pada tahun 2020, cakupan OPV4 sebesar 86,8 persen dan IPV sebesar 37,7 persen. Sementara pada 2021 presentasi cakupan OPV4 menurun 80,2 persen dan IPV 66,2 persen. Sehingga, pemerintah mengejar target untuk program imunisasi anak.

Maxi menuturkan ditemukannya satu kasus polio di Aceh pada November 2022 dipengaruhi tak berjalannya vaksinasi polio, baik OPV4 maupun IPV selama empat tahun berturut-turut di kabupaten/kota Provinsi Aceh.

Maxi berharap keterlibatan PKK, juga Pemerintah Daerah secara aktif, akan meningkatkan cakupan imunisasi polio. (wib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button