Headline

Program Prakerja Dinilai Tak Efektif Atasi Pengangguran

INDOPOSCO.ID – Pemerintah kembali membuka pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 19. Program itu awalnya diprioritaskan pencari kerja usia muda. Kini dapat meringankan pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK).

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Dr Trubus Rahardiansyah mengatakan, program kartu prakerja tidak efektif atasi pengangguran, yang jumlahnya kian meningkat.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik bahwa, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2021 sebesar 6,26 persen. Angka itu meningkat sebanyak 2,61 juta orang dari Agustus 2020.

“Prakerja tidak efektif karena jumlah pengangguran terus membengkak. Jumlah pengangguran sudah 6 juta,” kata Trubus melalui gawai di Jakarta, Sabtu (28/8/2021).

Belum lagi soal penyerapan tenaga pekerja yang dihasilkan dari program tersebut. Justru pelatihan dalam kartu prakerja tidak dapat diaplikasikan di tempat kerja atau usaha.

Mengingat keberadaan program tersebut diluncurkan di tengah pandemi Covid-19. Meski memberikan bantuan dan perlindungan bagi mereka yang terdampak secara sosial dan ekonomi.

“Kemampuan mereka dari metode pelatihan (prakerja) tidak bisa direalisasikan di tempat kerja. Kantor-kantor justru banyak mengurangi pegawai,” tutur Trubus.

Sejauh ini, program kartu prakerja hanya mampu menekan gejolak masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Lantaran sedikit membantu pekerja yang mendapatkan PHK.

“Prakerja membantu sebagai program jaminan sosial, karena dapat meredam gejolak di masyarakat. Lebih meringankan keuangan pekerja muda,” ujar Trubus.

Setiap pemegang kartu prakerja akan mendapatkan bantuan Rp 3.550.000 yang dikirimkan bertahap selama empat bulan.

Terdiri atas biaya pelatihan Rp 1 juta, insentif setelah menuntaskan pelatihan Rp 2,4 juta yang akan diberikan Rp 600.000 setiap bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp 150.000 (masing-masing Rp 50.000 untuk tiga kali survei). (dan)

Back to top button