Ekonomi

Picu Euforia Investor, Saham DADA Catatkan Lonjakan dalam 3 Bulan Terakhir

INDOPOSCO.ID – Saham bidang properti PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) mencatat lonjakan luar biasa dalam beberapa bulan terakhir. Mengacu data Investing, pada penutupan perdagangan Kamis (25/9/2025), harga DADA naik Rp 13 atau 9,53 persen menjadi Rp 149 per saham dari Rp 136 pada hari sebelumnya, dengan volume transaksi 60.233.

Saham DADA telah naik 58,5 persen dalam sepekan, melonjak 577,2 persen dalam sebulan, meroket 2.388 persen dalam 3 bulan, dan naik 1.762 persen dalam 6 bulan terakhir. Lonjakan harga yang tak biasa ini memunculkan rumor di pasar modal.

The Vanguard Group, manajer investasi asal Amerika Serikat yang mengelola dana terbesar kedua di dunia, disebut sedang membidik saham DADA. Vanguard dikenal menggunakan mitra regional sebagai jembatan investasi, dan kali ini dua raksasa properti terbuka asal Jepang dikabarkan menjadi pintu masuk modal raksasa tersebut ke Indonesia.

Vanguard diyakini melihat sinyal kuat dari kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menggelontorkan Rp200 triliun dana mengendap di Bank Indonesia (BI) ke sektor riil melalui bank-bank pemerintah. Likuiditas ini diharapkan mengalir deras ke sektor properti dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Fokus pasar kini tertuju pada valuasi fantastis yang disebut menjadi target Vanguard. Rumor menyebut DADA dibidik untuk mencapai valuasi US$ 100 miliar (sekitar Rp1.600 triliun). Dengan jumlah saham beredar 7,4 miliar lembar, valuasi ini setara US$ 13,5 per lembar atau sekitar Rp 230.000 per saham.

Meski angka tersebut terdengar ambisius, rekam jejak Vanguard dalam mendorong valuasi perusahaan membuat pasar menaruh perhatian serius. Namun, perjalanan menuju harga tersebut diperkirakan penuh turbulensi.

Investor diperingatkan akan menghadapi potensi suspensi perdagangan 1–3 kali, status full call auction (FCA) yang menguji kesabaran, dan koreksi tajam yang dapat memicu kepanikan ritel.

Pengamat pasar modal Rendy Yefta menilai langkah pengendali saham saat ini mengarah pada strategi jangka panjang. “Free float perlahan diperbesar, dividen mulai dipersiapkan, dan rapat umum pemegang saham (RUPS) diarahkan untuk melepas status FCA. Setelah status FCA dicabut, likuiditas saham akan meningkat dan menarik minat institusi global,” ujar dia dalam keterangan, Kamis (25/9/2025).

Dengan kombinasi kebijakan fiskal agresif pemerintah, akumulasi strategis, dan potensi masuknya modal asing, saham DADA dinilai siap memasuki fase pertumbuhan berikutnya. Namun analis mengingatkan, perjalanan menuju target ke depan ibarat lari maraton. Investor yang sabar dan mampu bertahan dari volatilitas akan menjadi pemenang besar di akhir siklus.

Sementara itu, PT Karya Permata Inovasi Indonesia selaku pengendali saham DADA terpantau agresif mengurangi kepemilikan saham. Karya Permata telah mengurangi kepemilikan saham DADA dari akhir Juli 2025 sebanyak 66,17 persen menjadi 65,96 persen. Penjualan bertujuan sebagai divestasi secara langsung.

Dari sisi kinerja keuangan, DADA membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp5,39 miliar pada semester I-2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp3,81 miliar.Laba bersih tahun berjalan juga melesat dari Rp71,65 juta menjadi Rp219,67 juta.

PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) telah mengembangkan 20 proyek residensial, 2 kompleks ruko, 1 gedung tinggi, 2 gedung bertingkat rendah, dan 2 proyek bertingkat rendah mendatang di Depok dan Jakarta. Beberapa proyek besar tersebut adalah Apple Condovillas, klaster Neo Cyprus, klaster Neo Arcadia, Apartemen Gucii 1, Aparthouse Puri Kemang, Apartemen Dave, Primehome at Pejaten, dan townhouse Vanadium. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button