IHSG Turun di Tengah Sikap Hati-hati Menanti Data Ekonomi Domestik

INDOPOSCO.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (1/9/2025) menunjukkan penurunan, seiring para pelaku pasar memilih untuk bersikap waspada dan menunggu rilis data ekonomi domestik periode Agustus 2025.
IHSG dibuka melemah sebesar 36,52 poin atau 0,46 persen ke posisi 7.967,77. Di sisi lain, indeks LQ45 yang merupakan kumpulan 45 saham unggulan justru naik 2,11 poin atau 0,26 persen menjadi 829,02.
“Selain adanya aksi demo, hari ini juga terdapat rilis sejumlah data ekonomi yang berpotensi menentukan arah pergerakan bursa saham dan nilai tukar rupiah, salah satunya adalah indeks manufaktur PMI Indonesia,” ujar Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam laporan risetnya dari Jakarta, Senin (1/9/2025).
Dari sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi untuk Agustus 2025, yang diperkirakan melambat seiring penurunan harga beberapa bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.
Konsensus pasar memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan (month to month).
Selain itu, rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Agustus juga akan menjadi sorotan investor.
Dalam konteks situasi politik dan sosial, Presiden RI Prabowo Subianto telah memberikan tanggapan terhadap kondisi terkini. Presiden menerima laporan dari para Ketua Umum Partai Politik (Parpol) yang sudah mengambil tindakan tegas terkait anggota DPR RI yang diduga menyampaikan pernyataan tidak tepat per 1 September 2025.
Sementara itu, dari kawasan Asia, pada Minggu (31/8/2025) China melaporkan bahwa Indeks Caixin China General Manufacturing PMI turun menjadi 49,5 pada Juli 2025, lebih rendah dari 50,4 pada Juni dan di bawah ekspektasi 50,2. Angka ini menandakan kontraksi aktivitas manufaktur untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir, terutama karena penurunan pesanan ekspor baru di tengah ketidakpastian perdagangan global.
Dari Amerika Serikat, pasar tenaga kerja yang akan dilaporkan pada akhir pekan nanti dianggap krusial untuk memberikan gambaran kondisi ekonomi dan menguji spekulasi pasar mengenai potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Data penggajian AS pada bulan sebelumnya yang mengejutkan melemah meningkatkan peluang The Fed memangkas suku bunga pada pertemuan September.
Minggu ini, AS akan merilis tiga data ketenagakerjaan penting, yakni lowongan kerja JOLTs untuk Juli, tingkat pengangguran Juli 2025, dan data non-farm payroll Agustus 2025. Informasi ini akan menjadi pertimbangan utama kebijakan suku bunga bulan depan.
Pada perdagangan Jumat (29/8/2025), bursa saham Eropa sebagian besar ditutup di zona merah. Indeks Euro Stoxx 50 turun 0,83 persen, FTSE 100 Inggris melemah 0,32 persen, DAX Jerman turun 0,57 persen, dan CAC 40 Prancis anjlok 0,76 persen.
Sementara itu, Wall Street juga mengalami pelemahan pada hari yang sama. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 92,02 poin (0,20 persen) ke level 45.544,19, S&P 500 turun 0,64 persen ke 6.460,91, dan Nasdaq Composite melemah tipis 0,03 persen atau 1,22 poin ke 23.414,02 seperti dikutip Antara.
Pergerakan bursa regional Asia pagi ini menunjukkan bervariasi, dengan indeks Nikkei turun 793,24 poin (1,86 persen) ke 41.919,48, indeks Shanghai naik 14,39 poin (0,37 persen) ke 3.876,87, indeks Hang Seng menguat tipis 507,32 poin (0,03 persen) ke 25.585,55, dan indeks Strait Times turun 9,13 poin (0,21 persen) ke 4.260,45. (aro)