• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Sinergi MenKopUKM dan Menteri ATR/BPN Konsolidasikan Lahan Petani TORA Berbasis Koperasi di Sukabumi

Redaksi Editor Redaksi
Selasa, 23 November 2021 - 17:18
in Ekonomi
menkopukm

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat penanaman bibit pisang Cavendish perdana di Warungkiara, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (23/11).

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Sofyan A Djalil bersinergi mengkonsolidasikan penerima program redistribusi lahan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) untuk usaha produktif ke dalam wadah koperasi.

“Kita perkuat sektor pangan nasional. Para petani kita konsolidasikan ke dalam koperasi, untuk menanam produk unggulan kualitas ekspor. Koperasi juga terhubung dengan offtaker dan lembaga pembiayaan bank,” kata Teten, saat penanaman bibit pisang Cavendish perdana di Warungkiara, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (23/11).

BacaJuga:

ISWAM 2025: Indonesia Kian Kokoh di Panggung Estetika–Antiaging Dunia

Cat Heatgard Wujudkan Kenyamanan Guru dan Siswa SDN Mekarjaya 3 Pandeglang

Mengejar Indonesia Emas 2045, Seberapa Siap Sektor Keuangan Kita?

Teten menyebutkan, akan sulit membangun Korporatisasi Pangan bila petani berlahan sempit bekerja secara individu, tidak akan efisien dan produknya tidak kompetitif, serta tidak memiliki daya saing. “Kita bangun model bisnisnya,” tegas MenKopUKM.

Baca Juga : KemenKopUKM dan Baznas Kolaborasi Bantu Permodalan 500 Usaha Mikro di Bali

Dimana para petani berlahan sempit bergabung ke dalam koperasi (Koperasi Agro Tora Wajasakti). Koperasi sebagai agregator sekaligus offtaker pertama dari produk petani. Kemudian, koperasi terhubung dengan korporasi (PT Great Giant Pineapple (GGP) sebagai offtaker.

PT GGP melalui skema Creating Shared Value akan melakukan kerja sama kemitraan dengan petani dan pemerintah daerah atas dasar pemberdayaan dan asas saling menguntungkan dalam hal budidaya dan pemasaran tanaman pisang. Awalnya, kampung pisang di Tenggamus, Lampung, ini hanya seluas 10 hektare, sekarang sudah berkembang hampir 400 hektare dan dikelola 800 petani.

Teten meyakini, dengan model bisnis seperti itu maka akan terjamin adanya kepastian harga dan pasar. Sehingga, pihak perbankan tak ragu lagi untuk membiayai sektor pertanian. “Selama ini bank sulit membiayai sektor pertanian karena potensi NPL-nya tinggi,” ungkap MenkopUKM.

Baca Juga : Menteri Teten Yakin Sirkuit Mandalika Bakal Bangkitkan UMKM NTB

Dengan model bisnis seperti ini, petani atau peternak tidak lagi harus memikirkan kemana produknya akan dipasarkan. “Itu sudah menjadi urusan koperasi,” imbuh Teten.

Untuk itu, MenKopUKM menggarisbawahi perlunya terjalin kemitraan dalam membangun Korporatisasi Petani berbasis koperasi di Indonesia. “Model bisnis seperti itu harus kita ciptakan. Koperasi bermitra dengan offtaker, sedangkan petani fokus produksi untuk menghasilkan produk berkualitas,” jelas Teten.

Saat ini, menurut MenKopUKM, di Warungkiara memang baru sebesar 3 hektar saja yang dimanfaatkan untuk penanaman pisang Cavendish. Namun, ke depan, jumlah lahan akan terus ditingkatkan, tidak hanya rakyat penerima TORA.

Selanjutnya, KemenKopUKM juga bakal mengembangkan komoditas buah mangga di Majalengka, Indramayu (Jabar), dan Gresik (Jatim). “Kita akan terus membangun Corporate Farming berbasis tanah rakyat dan koperasi,” tandas Teten.

Sementara itu, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil berharap para petani di Warungkiara bisa bekerja sesuai petunjuk (guide) dari PT GGP agar bisa juga meraih sukses. “Selama ini petani sulit diangkat. Sekarang, sudah ada offtaker dan teknologi. Sehingga, kualitas hasilnya sama sesuai standar internasional,” tukas Sofyan.

Kunci suksesnya, lanjut Sofyan, ada pada kedisiplinan petani. “Kami sediakan lahan lewat program Redistribusi Lahan agar bisa dimanfaatkan masyarakat. Saya yakin, bila koperasi dikelola dengan benar, akan melahirkan kemakmuran masyarakat,” kata Sofyan.

Kendala Logistik

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT GGP Welly Soegiono bercerita ide awal pengembangan tanaman pisang Cavendish di Sukabumi itu lahir saat MenkopUKM berkunjung ke Tenggamus, Lampung, pada Februari 2021 lalu. Kerjasama tersebut tetap melibatkan koperasi, seperti halnya di Lampung, yaitu Koperasi Tani Hijau Makmur.

“Saat ini, di Tenggamus, kita rutin dua kali dalam seminggu mengekspor pisang sebanyak 1 kontainer. Saya optimis, kita di Sukabumi bisa sukses juga,” ujar Welly.

Hanya saja, Welly masih mengeluhkan adanya kendala logistik (shipping), karena 90% jalur ekspor itu masih melalui laut. “Barang ada, pembeli ada, tapi masih terhambat masalah logistik yang lama dan mahal. Ini harus segera dipecahkan bersama,” ungkap Welly.

Sedangkan Ketua Koperasi Agro Tora Wajasakti Puloh Saepul Anwar mengatakan bahwa dirinya bersama jajaran pengurus lainnya bisa memahami model bisnis ini setelah diajak studi banding ke Lampung. “Kita dikenalkan namanya offtaker, hingga pendampingan. Sehingga, bisa menciptakan nilai ekonomi yang bagus,” kata Saepul.

Bahkan, para petani anggota koperasi mendapat kucuran pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Selain bantuan modal mencakup pendampingan pengelolaan tanah hingga panen. Jelas, ini sangat membantu kami,” pungkas Saepul. (wib)

Tags: KemenKopUKMKoperasiKoperasi Agro Tora WajasaktiMenKopUKM Teten MasdukiMenteri ATR/BPNPetani
Berita Sebelumnya

Presiden Minta Petani Gunakan Mekanisasi Pertanian

Berita Berikutnya

Jenderal Andika Sikapi Soal Aturan Periksa TNI Harus Izin

Berita Terkait.

iswam
Ekonomi

ISWAM 2025: Indonesia Kian Kokoh di Panggung Estetika–Antiaging Dunia

Jumat, 5 Desember 2025 - 23:33
cat
Ekonomi

Cat Heatgard Wujudkan Kenyamanan Guru dan Siswa SDN Mekarjaya 3 Pandeglang

Jumat, 5 Desember 2025 - 21:23
WhatsApp Image 2025-12-05 at 14.26.23
Ekonomi

Mengejar Indonesia Emas 2045, Seberapa Siap Sektor Keuangan Kita?

Jumat, 5 Desember 2025 - 14:31
WhatsApp Image 2025-12-05 at 13.54.50
Ekonomi

Program KDKMP Jadi Program Pemerintah Terpopuler, Menteri Ferry Raih Disway Awards 2025

Jumat, 5 Desember 2025 - 13:58
1000445486
Ekonomi

OKX Gelar Turnamen Trading Terbesar Sepanjang Sejarah, Tawarkan Hadiah Menarik

Jumat, 5 Desember 2025 - 11:42
1000445251
Ekonomi

Pemetaan UMKM Ditargetkan Rampung, Jadi Dasar Kebijakan Pemulihan Ekonomi Pascabencana

Jumat, 5 Desember 2025 - 10:08
Berita Berikutnya
Panglima TNI

Jenderal Andika Sikapi Soal Aturan Periksa TNI Harus Izin

BERITA POPULER

  • BPBD Jakarta

    Antisipasi Cuaca Ekstrem, Jakarta Siagakan Personel dan Peralatan

    752 shares
    Share 301 Tweet 188
  • Epy Kusnandar Meninggal, Cecep hingga Ujang Preman Pensiun Beri Doa dan Penghormatan

    717 shares
    Share 287 Tweet 179
  • Bogasari Pabrik Tangerang Tambah Kapasitas Produksi

    687 shares
    Share 275 Tweet 172
  • Wamenbud: Budaya Itu Hal Mendasar, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah Turunannya

    663 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Viral Bantuan Bencana Sumbar Dipersulit Syarat KTP, BNPB Bilang Begini

    658 shares
    Share 263 Tweet 165
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.