Nusantara

Mempawah Galakkan Program Dapur Sehat Atasi Stunting

INDOPOSCO.ID – Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat fokus menggalakan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas Desa Bukit Batu Kecamatan Sungai Kunyit. Program dapur sehat ini fokus pada pemberian pembelajaran pada masyarakat mengenai gize sehat berbasis pangan lokal.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dapur Sehat Atasi Stunting berada dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting. BKKBN bersama para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal karena sekaligus memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat sendiri.

Tercatat angka Stunting Kabupaten Mempawah termasuk terendah di Kalimantan Barat. “Saya harapkan kita jangan puas diri dengan angka stunting ini, utamakan kebersamaan dan gotong royong dalam penanganan stunting di Kabupaten Mempawah,” kata Bupati Mempawah, Hj Erlina. Ditegaskan lagi, pencanangan DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas Desa Bukit Batu merupakan baru pertama kali dilakukan di Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga : Pemerintah Terus Berkomitmen Atasi Wasting dan Stunting

Dalam pencapaian penurunan angka stunting, perlu adanya konvergensi lintas sektor serta peran swasta. BKKBN bekerjasama dengan PT Pelindo melalui CSR (Corporate Social Responsibility) memberikan bantuan kepada 5 desa yang terdampak. “Kami harapkan bukan 5 desa saja yang terdampak mendapatkan bantuan, tetapi juga untuk desa desa sekeliling nya yang terdampak dapat diberikan bantuan”, tambah Erlina.

Plt Deputi Dalduk BKKBN, Dwi Listyawardani menjelaskan kegiatan DASHAT ini bukan hanya di dukung oleh BKKBN sebagai konseptor “Tapi patut kita syukuri bersama bahwa ini juga didukung oleh berbagai pihak yaitu dari mitra kita PT. Pelindo sebagai bentuk tanggung jawab sosial nya dan juga dari desa melalui dana desa, pengembangan dana desa sedemikian rupa sehingga secara khusus bisa ikut mengentaskan stunting,” ungkap Ibu yang sering dipanggil Dani.

“Harapan kami tentunya di Kabupaten Mempawah ini ada 18 Kampung KB yang harus mengembangkan DASHAT mudah mudahan dari pihak Pelindo dapat membantu”, ungkap Dani. Ditegaskannya lagi, DASHAT bukan hanya berupa kegiatan sosial tapi adalah sebuah kegiatan mandiri ekonomis kreatif income generating yang bersifat mandiri. “Jadi selain disitu terdapat proses edukasi tentang gizi termasuk juga tentang stunting ada juga pemberdayaan ekonomi,” kata Dani.

Baca Juga : Akademisi: Penanganan Stunting Harus Dimulai dari Usia Remaja

Deputi General Manager Keuangan dan SDM PT Pelindo (Persero) Regional Cabang Pontianak Yuli Wahyu Wibowo mengatakan saat ini CSR sudah di ganti namanya menjadi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. “ Pada dasarnya kami bukan hanya membantu dalam satu hal misalnya dalam bentuk stunting ini tapi juga dalam bentuk lain seperti bantuan sembako. Pengelolaan terkait masyarakat yang terdampak dipantai atau di laut karena beroperasi nya terminal kijing bisa berlanjut. Dari Rencana Induk Pelabuhan ada 5 (lima) desa yang terdampak tapi sekarang sedang dijalankan berkembang menjadi 9 (sembilan) desa dan kami sedang melihat perkembangan berapa banyak desa terdampak selai dari 5 (desa) tersebut,” jelasnya.

BUMN hadir untuk negeri untuk indonesia membantu masyarakat dan berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Mempawah, BKKBN Pusat dan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat untuk bisa mempercepat program. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 BKKBN diamanatkan menjadi Koordinator Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. “Kita punya andil baik pemerintah Kabupaten Mempawah, PT. Pelindo pada khususnya dan juga masyarakat sekitar nya untuk bisa membantu pemerintah untuk mengatasi program Stunting,” kata Wahyu lagi.

Selain itu terkait dengan Peraturan Menteri Desa dan PDTT mengenai penggunaan anggaran penanganan penurunan stunting, Erlina menegaskan untuk diprioritaskan pada 60 desa di Kabupaten Mempawah. “Prioritaskan untuk penanganan penurunan stunting,” jelasnya.

Peraturan Menteri Desa dan PDTT secara tegas eksplisit sebagian dana desa itu untuk pengentasan stunting di setiap desa di Indonesia. “Jadi ini merupakan sinergi yang sangat luar biasa seluruh komponen mulai dari pemerintah, pemerintah pusat, daerah, mitra terkait sampai dengan pemerintah desa semuanya terlibat dan semuanya mengatakan hal yang sama”, kata Dani

Pemerintah menargetkan Indonesia bebas stunting pada tahun 2024 dengan capaian 14 persen. Kabupaten Mempawah telah membentuk 232 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Bupati Mempawah, Hj. Erlina menjelaskan TPK diinisiasi BKKBN diharapkan dapat melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial bagi calon pengantin, calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak umur 0 – 59 bulan serta melakukan survey ke keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor faktor stunting.

“Semangat kita adalah jangan sampai lahir anak stunting baru. Itulah sebabnya calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui menjadi perhatian kita semuanya karena disinilah adanya resiko resiko terjadinya Stunting.

Tim Pendamping Keluarga ini melakukan pendampingan pada calon pengantin dan melakukan penelusuran pada bayi yang berpotensi stunting supaya di tangani bersama sama. “Semoga melalui kegiatan ini tercipta komitmen dari seluruh pihak yang hadir dalam menanggulangi masalah Stunting bersama sama. Tidak akan berdiri satu rumah yang megah tanpa didasari pondasi yang kuat”, kata Erlina.

Ditambahkannya, DASHAT merupakan basis penanganan stunting di tingkat desa khususnya melalui program pemberdayaan dan gotong royong. “Jadi penanganan stunting itu harus melalui beberapa jalur bukan hanya dari atas memberikan bantuan bantuan tetapi dari bawah juga harus ada proses edukasi pemberdayaan, secara bersama sama kita bergotong royong menangani stunting ini dan nanti didampingi oleh petugas gizi dari puskesmas termasuk juga Tim Pendamping Keluarga (TPK)”, ucap Dani.

Ibu hamil dan ibu menyusui diberikan pembekalan mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan. “Seribu Hari itu mulai dari dalam kandungan kemudian dua tahun bayi itu lahir dimana ikatan antara bayi anak dengan ibu masih sangat kuat, Oleh karena itu perbaikan stunting itu tidak bisa di anak saja tapi harus juga di ibunya. Antara Anak dan ibu merupakan satu kesatuan yang betul betul kita perhatikan, kehamilan itu merupakan masa istimewa bagi keluarga yang harus kita perhatikan secara bersama sama”, ungkap Dani.

Calon pengantin juga termasuk risiko Stunting. “Karena separuh calon pengantin itu dalam kondisi kurang gizi, 50 persen calon pengantin itu kurang darah (anemia)”. Calon pengantin itu harus sehat agar nantinya tidak melahirkan anak anak Stunting,” jelas Dani kembali. (ney)

Back to top button