Dompet Dhuafa dan PT Bridgestone Mining Solution Indonesia Peduli Gizi Balita dan Cegah Stunting

INDOPOSCO.ID – Program Pos Gizi memasuki hari ke-6 di Kampung Pasir Embe, Desa Pakuluran, Pandeglang, Banten. Ya, program tersebut merupakan inisiatif baik dari PT Bridgestone Mining Solution Indonesia (BMSI) yang berkolaborasi bersama Dompet Dhuafa, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk komitmen dalam penanggulangan masalah kesehatan di Indonesia.
Sejalan dengan program Dompet Dhuafa yang turut mendukung dalam pencegahan stunting. PT BMSI menganggap Dompet Dhuafa memiliki concern yang sama dalam berkontribusi mendukung pilar kesehatan, Rabu (30/7/2025).
“Kami melihat bagaimana proses edukasi yang dilakukan kepada ibu-ibu dan masak-masak di dapurnya, dan Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Anak-anak dan ibunya juga sangat antusias banget ikut acara kita dan Alhamdulillah harapannya mereka bisa lebih paham, lebih sadar dan bisa diterapkan dengan baik ke anaknya,” ucap Amelia, HRGA PT BMSI.
Pagi itu, terik matahari mulai berjalan seraya mengiringi aktivitas ibu dan balita di Pos Gizi. Program ini menjadi pendekatan terpadu yang tidak hanya menekankan perbaikan asupan makanan, tetapi juga edukasi keluarga dan perubahan perilaku yang mendukung tumbuh kembang anak.
Menurut paparan Puja, Pendamping Program Bidan untuk Negeri Dompet Dhuafa, sebelum pelaksanaan Pos Gizi di Desa Pakuluran, Kecamatan Pandeglang, program Posyandu rutin telah dilakukan oleh Bidan untuk Negeri Dompet Dhuafa sebagai upaya awal pemantauan status gizi balita. Dari hasil kegiatan tersebut, ditemukan sekitar 16 balita dengan usia antara 11 bulan hingga 4 tahun memiliki status gizi kurang, yang kemudian menjadi dasar dilaksanakannya Pos Gizi sebagai bentuk intervensi lanjutan.
Pos Gizi dilaksanakan selama 12 hari, terdiri dari 6 hari kegiatan terpusat di Puskesmas Pembantu yang mencakup memasak, makan bersama, dan edukasi gizi, serta 6 hari berikutnya kegiatan memasak dilanjutkan di rumah masing-masing dengan tetap dalam pengawasan kader.
Sebelum dimulainya program, seluruh balita yang akan mengikuti disaring melalui Tes Mantoux untuk memastikan tidak ada indikasi tuberkulosis (TB), karena anak dengan dugaan TB perlu pengobatan khusus terlebih dahulu. Hasil tes menunjukkan semua anak negatif TB, sehingga program dapat dilanjutkan.
Kegiatan edukasi dilakukan salah satunya bekerja sama dengan Puskesmas Pakuluran, dengan fokus pada pemahaman pertumbuhan dan perkembangan anak. Program ini tidak hanya berfokus pada perbaikan asupan gizi, tetapi juga pada perubahan perilaku pola asuh. Salah satu contoh yang ditemukan adalah masih adanya ibu yang memberikan MPASI seperti pisang sebelum usia 6 bulan.
Edukasi diberikan mengenai pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, serta pengenalan menu seimbang berbasis prinsip “Isi Piringku” yang mencakup karbohidrat, protein, sayur, dan buah. Penekanan khusus juga diberikan pada pentingnya sumber protein.
Puja juga menekankan pentingnya gizi yang seimbang perlu dioptimalkan saat anak memasuki usia golden age. Golden age merupakan periode ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Di masa ini anak memerlukan banyak stimulasi agar pertumbuhan dan perkembangnya bisa optimal.
“Gizi untuk anak dan bayi balita itu sangat penting dibutuhkan apalagi masa emas balita itu pertumbuhan dan perkembangannya dari masa balita gitu, apalagi terkait gizi harus seimbang semuanya, jadi memang untuk gizi bayi balita itu perlu dipantau, karena perkembangan anak dan pertumbuhan otak dilihat dari masa balita,” terang Puja.
Selain itu, anak-anak juga diajarkan kebiasaan baik sehari-hari seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, bersalaman dengan orang tua, serta membiasakan merapikan sandal dan membuang sampah pada tempatnya. Harapannya, perilaku positif ini menjadi bagian dari keseharian anak dan keluarga.
Kegiatan memasak dan makan bersama juga menjadi sarana meningkatkan nafsu makan anak, karena suasana yang menyenangkan dan kehadiran teman sebaya terbukti membuat anak lebih lahap. Pada fase berikutnya, keluarga melanjutkan praktik memasak di rumah menggunakan paket nutrisi yang telah dibagikan, dengan tetap dipantau oleh kader untuk memastikan bahwa makanan tersebut benar-benar dikonsumsi oleh anak.
Dilakukan penimbangan kembali di hari keenam, hasil penimbangan menunjukkan adanya peningkatan berat badan pada sebagian anak, yang menandakan respons positif terhadap program.
“Alhamdulillah udah naik, kan biasanya 10,5 KG kemarin titimbang 11,12 KG selama seminggu ini,” ujar Acih (40) saat menceritakan perkembangan anaknya, Adam.
Muhammad Adam (2) putra bungsu Acih dari lima bersaudara, Acih mulai menyadari pertumbuhan berat badan Adam yang stagnan selama tiga bulan terakhir. Ketika mengikuti imunisasi rutin di Posyandu ia mulai menyadari tidak ada kenaikan berat badan dan tinggi badan padahal sudah mau memasuki usia tiga tahun.
Akhirnya, ia memutuskan untuk konsisten mengikuti program ini, demi tumbuh kembang buah hatinya.
“Alhamdulillah setelah ikut Pos Gizi ini, Adam nafsu makannya bertambah, dia kalau lapar bisa minta sendiri Terima kasih udah diperhatiin anak saya, ini ada Dompet Dhuafa dan PT BMSI sangat terbantu, untuk anak saya. Semoga anak saya sehat, semoga kedepannya bisa diadain lagi pelatihan ini biar ketauan gizi anaknya, buat Adam juga biar nafsu makannya bertambah dan gizinya bagus,” cerita Acih.
Melalui program Pos Gizi yang dilaksanakan, para ibu balita memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak mereka. Kolaborasi antara PT BMSI dan Dompet Dhuafa melalui Pos Gizi ini sangat membantu dan menjadi salah satu solusi nyata dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan kuat di masa depan.
Tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sudah berjalan lebih tiga dekade (32 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.
Dompet Dhuafa juga menerapkan tata kelola sesuai prinsip GCG (transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran) dan memastikan organisasi berjalan sesuai regulasi, kepatuhan syariah dan ketentuan-ketentuan lainnya. (adv)