Nusantara

Runtuhnya Mushalla Al Khoziny Sidoarjo, Tim SAR Maksimalkan Evakuasi Korban

INDOPOSCO.ID – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan proses evakuasi korban yang tertimbun runtuhan gedung mushalla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny dilakukan secara maksimal dari berbagai arah kecuali dari jalur belakang ponpes.

“Tadi tim dari Badan SAR Nasional (Basarnas) telah mengecek bagian jalur belakang ponpes namun tidak ada tanda-tanda korban yang terjebak,” kata Emil di Sidoarjo, Senin.

Menurutnya, atas pertimbangan tersebut kini tim SAR bergerak dari jalur lain untuk mempercepat proses evakuasi.

Emil memastikan seluruh personel SAR gabungan yang turut mengevakuasi korban tersebut merupakan personel yang terlatih dan profesional.

Ia juga menekankan seluruh proses evakuasi dilaksanakan dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian oleh personel demi memastikan keselamatan korban.

“Seluruh personel Basarnas terlatih. Mohon doanya semoga seluruh korban dapat dievakuasi dengan keadaan selamat,” kata Emil.

Ia pun mendoakan para korban untuk segera ditemukan dalam keadaan selamat.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Al Khoziny Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, KH Raden Abdus Salam Mujib menyatakan gedung mushalla di wilayah ponpes tersebut telah selesai mengalami proses pengecoran pada siang hari.

Ia mengaku gedung yang runtuh tersebut rencananya akan dibangun setinggi tiga lantai dan hari ini telah sampai pada tahap pengecoran atap di lantai tiga.

Salam menduga struktur bangunan tersebut tidak kuat menopang beban setelah pengecoran sehingga terjadi musibah tersebut.

Sebagai informasi, bangunan mushalla di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur ambruk dan menimpa para santri yang sedang shalat Ashar berjamaah atau sekitar pukul 14:40 WIB.

Menurut pengakuan salah satu santri kelas tujuh Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al Khoziny bernama Wahid, ruang mushalla yang berada di lantai dua tersebut sempat bergoyang sebelum ambruk.

“Ketika masuk rakaat kedua bagian ujung mushalla ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung,” kata Wahid.

Ia mengaku berhasil menyelamatkan diri dan mengajak santri lain untuk segera mengevakuasi diri.

Dari pengakuannya, para santri yang sedang melaksanakan shalat berjamaah tersebut berjumlah lebih dari 100 orang santri.

Hingga kini, puluhan ambulans masih berjaga di sekitar lokasi kejadian. Sebelumnya, sejak sore hari puluhan ambulans telah membawa santri yang terluka menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.

Hingga berita ini ditulis belum ada keterangan resmi mengenai jumlah korban maupun penyebab kejadian tersebut. (gin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button