Diduga Mark Up, Proyek Toilet Sekolah di Pandeglang Dipertanyakan

INDOPOSCO.ID – Anggaran pembangunan toilet sekolah di Kabupaten Pandeglang senilai Rp 104 juta per unit dipertanyakan. Anggaran sebesar itu dinilai kemahalan (mark up) karena kondisi toiletnya sangat standar dan tidak sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan.
Direktur Eksekutif Aliansi Lembaga Independen Peduli Publik (ALLIP), Uday Suhada ketika dihubungi indoposco.id, Selasa (31/8/2021) mengatakan pihaknya bersama tim sudah melihat langsung kondisi toilet dengan harga ratusan juta itu.
“Kondisinya memprihatinkan. Closetnya jongkok dan standar. Pintunya juga bukan stainless. Kalau dilihat dari kondisinya, biaya pembangunannya tidak sampai Rp 104 juta. Karena itu, saya meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus dugaan mark up pembangunan toilet ini,” ujar Uday.
Uday menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi, pembangunan toilet sekolah itu sebenarnya dilakukan secara mandiri oleh pihak sekolah dengan tujuan untuk efisiensi anggaran.
“Para kepala sekolah sudah mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) agar pembangunan toilet itu dilakukan secara mandiri oleh pihak komite sekolah, dengan melibatkan masyarakat sekitar. Namun faktanya, diberikan kepada pihak ketiga dengan mekanisme penunjukan langsung. Orientasinya proyek,” tegas Uday.
Uday mengungkapkan total biaya pembangunan toilet di Pandeglang sekitar Rp 1, 144 miliar, dengan perincian 4 toilet untuk Sekolah Dasar (SD) dan 7 toilet untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Yang paling parah, pembangunan toilet itu tidak disertai instalasi air. Hanya ada tempat penampungan air. Kalau disertai instalasi air anggaran sebesar itu masuk akal,” pungkas Uday. (dam)