Dukung Progam Ketahanan Pangan Pemerintah, Lapas IIB Atambua Panen Jagung 50 Ton

INDOPOSCO.ID – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Atambua, Kabupaten Belu wilayah Timor Barat perbatasan RI-RDTL memanen kebun jagung diatas lahan sekitar 10 hektare hasil warga binaan pada Sabtu (6/3/2021).
Panen raya jagung jenis Hibrida ini berhasil memproduksi jagung sekitar 50 ton dari lahan 10 hektare. Bercocok tanaman ini, Selain memberdayakan warga binaan sekaligus dalam rangka mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan.
Panen raya tersebut dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Propinsi NTT, Kepala Kakanwil NTT, PLH Bupati Belu, Kalapas Atambua, Dandim 1605/Belu, Kajari Belu, Ketua Pengadilan Negeri Atambua serta pejabat Kanwil NTT dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTT, Semuel Rebo memberikan apresiasi kepada Lapas Atambua atas kesuksesan dan keberhasilan dalam budidaya di bidang pertanian dan peternakan. “Saya seperti bukan masuk di Lapas, tapi sama kayak masuk kampus institut pertanian. Sangat membuat suasana yang damai tentram bagi warga binaan,” ujar Samuel dalam sambutan.
Dikatakan, dirinya sangat setuju dan mendukung Lapas menjadi objek wisata. Selain perkebunan yang hijau hamparan padi dan jagung ada pula budidaya ikan nila di kolam lengkap dengan kopi (pondok), ayam serta sapi.
“Terima kasih apa yang diprogramkan Lapas Atambua searah dengan program, baik program ketahanan nasional maupun program dari Pemerintah Propinsi untuk menjadikan NTT sebagai salah satu sentra propinsi jagung serta panen sapi,” tutur Samuel.
Dikatakan, ini sangat mendukung program Pemerintah Propinsi NTT. Karena itu kita memberikan apresiasi kepada Lapas Atambua atas pembinaan kemandirian dengan program budidaya bidang pertanian, peternakan berhasil dengan mengubah lahan kosong jadi lahan produktifitas.
“Apa yang dilakukan Lapas Atambua ini jadi contoh bagi institusi lain untuk kembangkan hal-hal positif dalam mendukung kesejahteraan warga masyarakat, terbukti salah satu hasilnya yakni di sektor pertanian dan peternakan,” terang Samuel.
Kesempatan itu, Samuel menawarkan pada Lapas Atambua untuk hasil panennya bisa dipasarkan ke pihak PT Flobamor yang siap menerima hasil produksi. Samuel berharap, rangkaian kegiatan hingga produksi ini terus ditata untuk menambah nilai ekonomi yang lebih tinggi dan akan memberikan peningkatkan kesejahteraan bagi warga binaan Lapas Atambua.
“Sehingga sekembalinya ke tengah masyarakat tdk bergantung pada org karena telah memiliki ilmu dan pengalaman selama di Lapas,” tutup dia.
Kalapas IIB Atambua Edward Hadi mengatakan, pembinaan kemandirian merupakan salah satu bentuk program pembinaan terhadap warga binaan guna memberikan bekal, agar kembali ke tengah masyarakat menjdi warga yang baik, bertanggungjawab memiliki ketrampilan untuk membuka usaha.
“Mereka memanfaatkan waktu dengan menanam jagung,” ujarnya.
Dituturkan, kegiatan yang dilaksanakan Lapas Atambua meliputi, pembinaan pertanian dimana menanam jagung, padi, sayur mayur dan palawija. Selain itu pembinaan di sektor peternakan, ada ternak sapi dan ayam potong. ”Para warga binaan seolah ingin menunjukkan bahwa walaupun mereka sedang menjalani hukuman, tetapi mereka tetap produktif,” tutupnya.
Kegiatan berkebun ini merupakan pembinaan kemandirian yang dilakukan Lapas IIB Atambua untuk bekal kemandirian dan agar setelah mereka selesai menjalani hukuman di dalam Lapas, mereka dapat diterima kembali di lingkungan masyarakat karena telah mempunyai keterampilan. (gin)