Banjir Sebabkan 356 Titik Bencana di Bali, Denpasar Jadi Wilayah Terparah

INDOPOSCO.ID – Suasana di sejumlah wilayah Bali sejak awal pekan ini mendadak berubah muram. Jalanan tergenang, rumah-rumah warga terendam, hingga ratusan orang harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengungsi ke posko-posko darurat usai banjir menerjang sejumlah wilayah di Bali sejak Selasa (9/9/2025) malam.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali per Sabtu (13/9/2025) mencatat, sedikitnya 356 titik bencana muncul di berbagai kabupaten/kota, dengan 205 titik di antaranya berupa banjir.
“Kota Denpasar menjadi wilayah dengan sebaran titik banjir tertinggi, yang berdampak signifikan terhadap gangguan aktivitas sosial ekonomi masyarakat,” tulis BPBD Bali dalam keterangannya, Minggu (14/9/2025).
Tragedi ini juga menelan korban jiwa. Sebanyak 17 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 5 lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
“Tercatat pula 149 orang mengungsi ke sejumlah posko pengungsian yang tersebar di Banjar Sedana Merta Ubung, Banjar Dakdakan Peguyangan, Banjar Kesambi Kesiman, Pulau Misol Denpasar dan Banjar Tohpati Kesiman Kertalangu,” jelasnya.
Di Jembrana, sebuah pos dapur umum telah didirikan di Kantor BPBD Jembrana dan Pengambengan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Menanggapi situasi darurat yang terjadi, berbagai pihak langsung mengambil langkah cepat untuk meminimalisir dampak yang lebih luas.
“BPBD Provinsi Bali bersama seluruh stakeholder terkait terus bergerak cepat dalam melakukan upaya penanganan darurat, evakuasi, pendistribusian logistik dan pemulihan kondisi masyarakat yang terdampak. Koordinasi lintas sektor terus dilakukan untuk memastikan pelayanan optimal dan responsif terhadap situasi yang berkembang di lapangan,” tambah keterangan tersebut.
Di balik dampak besar tersebut, penyebab utamanya tidak bisa dilepaskan dari kondisi cuaca ekstrem. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur Bali sejak Selasa (9/9/2025) malam.
Akumulasi curah hujan yang tinggi dalam waktu lebih dari 24 jam memicu bencana hidrometeorologi beruntun, dengan banjir yang pertama kali dilaporkan di Kabupaten Tabanan sebelum meluas ke Denpasar, Badung, Gianyar, Jembrana, Klungkung, Bangli, hingga Karangasem. (her)