Pendiri ESQ Apresiasi Inisiatif Sekolah Rakyat: Inovasi Pendidikan untuk Generasi Emas 2045

INDOPOSCO.ID – Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian, menyampaikan apresiasi mendalam atas lahirnya Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif dari Presiden Prabowo Subianto yang melahirkan pendidikan inklusif dengan membuka akses pendidikan tanpa seleksi akademis awal bagi anak-anak dari keluarga miskin dan kelompok rentan.
“Saya mengapresiasi inisiatif Presiden Prabowo yang melahirkan Sekolah Rakyat, sekolah inklusif yang membuka akses tanpa tes bagi semua anak tidak mampu, khususnya dari kelompok rentan,” ujar Ary, dalam rapat soal Sekolah Rakyat bersama di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan inovasi luar biasa yang kemudian diimplementasikan Menteri Sosial dalam menjawab tantangan kesenjangan akses pendidikan.
“Tantangannya tentu tidak mudah. Justru karena tanpa seleksi, maka sistemnya harus mampu menemukan bakat tersembunyi dan potensi terbaik dari setiap anak,” ucap Ary.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya penggunaan pendekatan dan metode yang disebutnya sebagai Metode Tepat 6, yakni: Tepat Potensi dan Gaya Belajar, Tepat Karir dan Jurusan, Tepat Interaksi Sosial, Tepat Ekstrakurikuler, Tepat Dukungan Emosional, dan Tepat Pengembangan Diri.
Seluruh pendekatan ini, menurutnya, harus dilaksanakan secara cepat, tepat, efektif, dan efisien dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Untuk itu, Ary juga memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto selaku penggagas Sekolah Rakyat, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf, dan Ketua Tim Formatur Profesor Dr. (H.C.) Mohammad Nuh, DEA atas kepercayaan mereka dalam mewujudkan sistem pendidikan inklusif ini.
“Saya mendukung penuh misi mulia Bapak Presiden Prabowo Subianto, Bapak Mensos Saifullah Yusuf, dan Prof. Nuh untuk mensukseskan Sekolah Rakyat bagi kaum tidak mampu agar mereka bisa terangkat derajat ekonomi, mental dan karakternya serta daya saingnya dengan Talent DNA ESQ sehingga talenta mereka terpetakan dengan baik semenjak awal hingga mereka dewasa dan berkarya kelak. Semoga menjadi amal ibadah. Aamiin,” lanjutnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, para kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat telah dibekali kemampuan manajemen talenta berbasis AI. Mereka memanfaatkan Talent DNA, sebuah life tool yang membantu mengenali gaya belajar, potensi alami, arah karir, dan dukungan emosional yang dibutuhkan setiap anak.
“Yang selama ini kita ukur hanya IQ dan sekolahnya bagaimana. Tapi dengan pendekatan seperti ini, kita bisa menemukan siapa yang jenius di bidang apa. Setiap anak itu sejatinya jenius. Tugas kita sebagai pendidik adalah menemukannya dan menumbuhkannya,” ungkap Ary.
Dengan pendekatan seperti ini, Ary optimistis Sekolah Rakyat akan menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya Generasi Emas Indonesia 2045, yakni anak-anak dari kelompok rentan yang diberdayakan sejak dini agar kelak mampu menjadi pemimpin dan pelopor kemajuan bangsa. (ibs)