Nasional

Dukung Green Correction, Dirjenpas Mashudi Dorong Batako FABA sebagai Inovasi Pemasyarakatan

INDOPOSCO.ID – Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mendorong kemandirian warga binaan melalui inovasi berbasis lingkungan.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi dalam kunjungan kerjanya pada pembangunan pabrik batako berbahan limbah FABA (Fly Ash Bottom Ash) di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (3/7/2025).

“Pabrik ini bukan sekadar sarana produksi, tapi wadah pembinaan dan pemberdayaan warga binaan,” katanya dalam keterangan dikutip pada Sabtu (5/7/2025).

Ia menjelaskan, limbah FABA yang dihasilkan dari industri kini diolah menjadi batako bernilai ekonomis dan ramah lingkungan, sekaligus menjadi langkah konkret mendukung program green correction dan pembangunan berkelanjutan.

“Proyek pabrik batako ini merupakan bagian dari program Ketahanan Pangan Pemasyarakatan yang digagas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan,” ujarnya.

Lanjutnya, produk batako FABA akan dikerjakan oleh warga binaan, sebagai bagian dari pelatihan keterampilan kerja sekaligus upaya menjawab tantangan ekonomi dan ekologi.

“Semua kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk peningkatan produktivitas warga binaan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional,” jelas Mashudi.

Menurutnya, progres pembangunan pabrik dipantau ketat agar berjalan tepat waktu dan sesuai target.

Tak hanya pabrik batako, Mashudi juga menyambangi sejumlah unit kegiatan produktif lain di beberapa lapas di Pulau Nusakambangan.

“Di antaranya pertanian dan peternakan di Lapas Terbuka, pabrik pupuk kandang di Lapas Batu, pelatihan kerja dan konveksi di Lapas Besi, serta pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah di Lapas Kembangkuning,” ucapnya.

Sementara itu, sektor perikanan dan peternakan turut menjadi sorotan, seperti tambak udang di Lapas Pasir Putih dan Pantai Bantar Panjang, serta peternakan kambing dan ayam di Lapas Permisan.

Mashudi menegaskan bahwa semua pembinaan ini ditujukan agar warga binaan kembali ke masyarakat dengan kemampuan dan martabat.

“Kami tidak ingin mereka keluar dari lapas tanpa keterampilan. Kami ingin mereka pulang dengan kepercayaan diri untuk hidup mandiri,” pungkasnya. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button