AI Jawab Tantangan Pembangunan di Sektor Pangan hingga Hilirisasi SDA

INDOPOSCO.ID – Artificial Intelligence (AI) menjawab tantangan pembangunan di sektor pangan, kesehatan, energi, dan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto dalam keterangan, Selasa (20/5/2025). Brian menekankan pentingnya AI dalam percepatan pembangunan.
“AI bukan hanya teknologi masa depan, melainkan alat yang dapat mendukung dan mempercepat transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif,” ungkap Brian.
Menurut Brian, AI bukan sekadar teknologi masa depan, melainkan kunci untuk mempercepat transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif. “Indonesia melihat AI sebagai alat strategis untuk membangun ketahanan pangan, memperluas akses layanan kesehatan, memperkuat energi terbarukan, dan mendorong hilirisasi SDA secara berkelanjutan,” ujar Brian.
Brian menjelaskan bagaimana peran AI dapat membantu menawarkan solusi di sektor ketahanan pangan dari isu pertumbuhan populasi dan peningkatan ancaman perubahan iklim. Dengan teknologi pertanian presisi, drone, dan sensor pintar, petani mampu memantau kondisi lahan dan tanaman secara real time.
“AI menawarkan solusi di bidang pertanian presisi, pemantauan tanaman, analisis tanah, dan optimalisasi rantai pasok,” terangnya.
“Sistem berbasis AI dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi kehilangan hasil panen, dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh terhadap tekanan lingkungan,” sambung Brian.
Di sektor kesehatan, masih ujar Brian, AI dalam memperluas akses layanan medis terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau. Dengan telemedis dan sistem diagnostik pintar berbasis AI, tenaga kesehatan dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan personal.
“Teknologi ini dapat merevolusi sistem kesehatan melalui platform telemedis, diagnostik berbantuan AI, model prediktif kesehatan, dan pengobatan yang dipersonalisasi,” jelasnya.
“Teknologi ini membantu mengatasi keterbatasan infrastruktur fisik serta kekurangan tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil,” tambah Brian.
Sementara dalam konteks energi terbarukan, menurut Brian, AI dapat mengoptimalkan integrasi sumber energi seperti surya, panas bumi, dan angin ke dalam jaringan listrik melalui sistem grid pintar. “AI dapat mengoptimalkan integrasi berbagai sumber daya ke dalam jaringan listrik, meningkatkan efisiensi energi, dan mempercepat transisi dari bahan bakar fosil. Teknologi grid pintar berbasis AI akan membantu menyeimbangkan pasokan dan permintaan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan keandalan,” ujar Brian.
Ia menambahkan, dengan dukungan AI proses pengolahan mineral dan bahan baku lokal dapat dilakukan dengan lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang industri manufaktur nasional yang lebih maju dan kompetitif.
“Sumber daya alam Indonesia seperti mineral, logam, dan bioresources dapat diolah lebih efisien dan berkelanjutan dengan bantuan AI,” ujarnya.
“Dengan menerapkan AI dalam industri hilir, kita dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya, mengurangi dampak lingkungan, dan menciptakan lapangan kerja berketerampilan tinggi. Pengembangan material maju berbasis AI akan memperkuat kemandirian industri nasional,” imbuhnya. (nas)