Nasional

RI Gaungkan Diplomasi Budaya Lewat Pencak Silat di Gala Dinner OCA General Assembly 2025

INDOPOSCO.ID – Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya di panggung olahraga Asia, kali ini bukan lewat kompetisi, melainkan melalui kekuatan budaya yang memikat. Dalam acara Gala Dinner Olympic Council of Asia (OCA) General Assembly 2025, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) membawakan pertunjukan seni bela diri tradisional, pencak silat, yang menjadi sorotan utama malam itu.

Dari total 45 negara anggota OCA, hanya enam negara yang mendapat kehormatan untuk tampil dalam acara gala tersebut. Indonesia menjadi salah satu yang berhasil mencuri perhatian berkat kolaborasi budaya Asia Tenggara yang diperlihatkan dalam pertunjukan tari oleh Etoile Dancer, lengkap dengan unsur olahraga, busana tradisional, dan harmoni antarbangsa.

Pertunjukan tersebut disaksikan langsung oleh tokoh-tokoh penting dunia olahraga internasional, termasuk Presiden IOC terpilih Kirsty Coventry, mantan Presiden IOC Thomas Bach, Presiden OCA Raja Randhir Singh, serta para delegasi dari seluruh negara Asia. Tema “Together for Excellence” menjadi benang merah pertunjukan, menegaskan bahwa keunggulan tidak hanya diukur dari prestasi atletik, tetapi juga dari kemampuan memperkenalkan identitas budaya secara elegan dan bermakna.

Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menyatakan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia dalam kesempatan bersejarah ini.

“Tentu saja kami merasa terhormat dipercaya untuk menampilkan salah satu pertunjukan terbaik kami pada gala Olympic Council of Asia General Assembly. Kami mempersembahkan pertunjukan budaya Indonesia yang indah, termasuk pencak silat,” ujar Oktohari dalam keterangannya, Selasa (13/5/2025).

Ia menambahkan, pesan yang ingin disampaikan melalui pertunjukan tersebut adalah pentingnya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.

“Pesan ini ingin kami sampaikan ke seluruh Asia, karena kami memiliki keberagaman budaya yang luar biasa, dan pencak silat adalah salah satu warisan tradisional kami. Kami ingin membawa pencak silat ke level yang lebih tinggi,” pesannya.

Sementara itu, Komite Eksekutif NOC Indonesia, Josephine Tampubolon menambahkan kehadiran Etoile Dancer di General Assembley OCA merupakan kontribusi aktif Indonesia kepada OCA.

“Indonesia setiap ikut acara itu tidak mau hanya sebagai tamu, tapi berkontribusi juga supaya menunjukkan eksistensi kita di Asia maupun internasional,” tambah Josephine.

Penampilan yang digarap oleh Art Director Etoile Dancer, Archangela Lina Lukman ini menekankan pentingnya menyampaikan pesan budaya Indonesia secara artistik dan mendalam.

“Pencak silat bukan hanya bela diri, tapi filosofi hidup yang mencerminkan unity of the world. Kami senang pesannya tersampaikan dengan kuat ke seluruh audiens,” ucap Angel -sapaan Archangela Lina Lukman-.

Assistant Director & Choreographer Cepi Gunawan menambahkan bahwa pertunjukan ini juga mengintegrasikan unsur bela diri dari negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat narasi regionalitas.

“Kami cari benang merahnya agar budaya Asia Tenggara bisa bersatu dalam semangat pencak silat. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, pesan budaya Indonesia diterima dengan hangat,” ungkap Cepi.

Melalui pertunjukan ini, NOC Indonesia tidak hanya mempromosikan pencak silat sebagai olahraga warisan, tetapi juga menegaskan peran Indonesia sebagai kekuatan budaya dan olahraga yang tumbuh dan bersinar di jantung Asia. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button