Nasional

Waspada, 3 Faktor Utama Penyebab Masalah Kesehatan Mental Remaja di Indonesia

INDOPOSCO.ID – Kesehatan mental remaja di Indonesia menjadi isu penting dan perlu diperhatikan. Berdasar survei Nasional Kesehatan Mental Remaja (I-NAMHS) beberapa waktu lalu menyebutkan, 15,5 juta remaja di Tanah Air mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental.

Data itu menunjukkan bahwa sekitar 34,9 persen remaja (usia 10–17 tahun) menghadapi gangguan seperti depresi, kecemasan, stres pasca- trauma, masalah perilaku, hingga gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).

Menurut Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi, data tersebut mengindikasikan adanya tekanan emosional yang cukup besar di kalangan remaja. Terdapat sejumlah hal yang mempengaruhi kesehatan mental remaja, salah satunya kecanduan internet.

Laporan Digital 2025 Global Overview Report menunjukkan bahwa 98,7 persen warga Indonesia berusia 16 tahun ke atas menggunakan ponsel sebagai alat utama untuk mengakses internet. Rata-rata waktu dihabiskan berselancar di dunia maya mencapai 7 jam 22 menit per hari.

“Data itu menandakan intensitas penggunaan yang tinggi dan berpotensi mengindikasikan kecanduan digital, terutama pada generasi remaja yang menjadi pengguna aktif,” kata dr. Imran kepada INDOPOSCO melalui gawai, Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

Selain itu, kecanduan gim online. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa anak usia 0–18 tahun mendominasi pasar gim online dengan persentase mencapai 46,2 persen.

“Hal ini menunjukkan bahwa kecanduan game online telah menjadi isu serius, di mana waktu bermain yang berlebihan berdampak pada aspek akademis maupun interaksi sosial remaja,” ujar dr. Imran.

Intensitas tinggi penggunaan internet dan gim online mengindikasikan perlunya intervensi untuk mendidik generasi muda dalam literasi digital dan manajemen waktu. “Hal ini penting agar teknologi dapat menjadi alat pemberdayaan, bukan faktor yang mengganggu keseimbangan sosial dan psikologis,” jelas dr. Imran.

Hal lain yang menjadi penyebab masalah mental remaja di Indonesia ialah kenakalan remaja. Beberapa laporan yang diketahuinya menyebutkan, sejak awal tahun 2025 tercatat ratusan anak terlibat dalam tindak kriminal.

Seperti terlibat aksi tawuran dengan penggunaan senjata tajam telah terjadi di beberapa kota seperti Sukabumi, Kupang, Bogor, dan Jakarta. Tindakan itu bahkan menyentuh ranah kriminal.

Menurutnya, peningkatan kasus kenakalan dan keterlibatan dalam tindak kriminal semakin menekankan perlunya peran aktif dari keluarga, sekolah, dan pemerintah.

“Strategi pencegahan, pembinaan karakter, dan penguatan nilai-nilai keluarga sangat krusial untuk mencegah anak- anak terjerumus ke dalam perilaku menyimpang,” imbuh alumni Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR itu. Baru-baru ini muncul Ide Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ‘menyekolahkan’ anak nakal ke barak militer, untuk dilakukan pendisiplinan dan membantu kesehatan mental. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button