Nasional

Kemenkes: Pendekatan Militeristik Tanpa Integrasi Pendukung Belum Efektif Atasi Kenakalan Remaja

INDOPOSCO.ID – Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Pambudi berpandangan, kebijakan pengiriman siswa bermasalah ke barak militer jika tidak dikoordinasikan dengan sejumlah pihak bukan menjadi solusinya menangani perilaku negatif kelompok remaja.

“Secara umum, pendekatan militeristik keras tanpa integrasi elemen pendukung. Seperti konseling, rehabilitasi, dan keterlibatan keluarga, belum terbukti cukup efektif untuk mengatasi kenakalan remaja di Indonesia,” kata dr. Imran Pambudi kepada INDOPOSCO melalui gawai, Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

Di sisi lain, jika terdapat modifikasi yang membuat pendekatan tersebut lebih humanistik dan bersinergi dengan dukungan psikososial, tentu bisa memperbesar kesuksesan program tersebut.

“Maka ada potensi peningkatan keberhasilan,” ujar alumni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) itu.

Namun, pendekatan yang menangani seseorang atau suatu masalah secara menyeluruh, bukan hanya aspek fisik, tapi mental, emosional, sosial, dan spiritual, serta konteks lingkungan lebih cocok diterapkan terhadap masalah remaja.

“Secara keseluruhan, banyak ahli sepakat bahwa strategi intervensi yang bersifat holistik dan rehabilitatif lebih sesuai dengan konteks budaya dan dinamika perkembangan remaja di Indonesia,” imbuh dr. Imran.

Psikolog klinis Ratih Ibrahim mengatakan, upaya mengirimkan siswa bermasalah masuk barak Tentara Nasional Indonesia (TNI) cukup baik. Namun, harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya pedoman pembelajaran.

“Ide yang tidak buruk. Tapi rumusan bermasalahnya apa dulu. Ini penting. Dan kurikulum sekolah di barak militernya itu bagaimana, seperti apa, pelaksanaannya akan seperti apa,” ucap Ratih terpisah lewat gawai, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Selain itu, harus menyiapkan pihak yang mengawasi seluruh kegiatan peserta didik di lingkungan militer tersebut. Termasuk harus dijelaskan cara mendidik dan membimbing mereka.

Program anak nakal dikirimkan ke barak militer merupakan inisiatif Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Hal itu muncul merespons sejumlah kasus kenakalan remaja di Jabar. Seperti tawuran, minum alkohol hingga mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Program pendidikan karakter itu telah digulirkan pada 2 Mei 2025 di beberapa wilayah di Jabar. Tercatat sejak kemarin, sebanyak 69 siswa terlibat sudah mengikuti program pembinaan di barak militer. Rinciannya,39 siswa SMP berasal dari Kabupaten Purwakartadan 30 siswa SMP dan SMA dari Kota Bandung. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button