Hasil Negoisasi dengan AS Soal Tarif Trump, Airlangga: Indonesia Dianggap Penting

INDOPOSCO.ID – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama sejumlah delegasi telah mengadakan pertemuan strategis dengan para pejabat tinggi Amerika Serikat dalam memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan. Termasuk negoisasi tarif dagang yang telah tercapai sejumlah kemajuan penting.
Dalam negoisasi tersebut, Indonesia mendapat apresiasi dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat atau United States Trade Representative (USTR). AS kemudian meminta USTR berunding dengan Indonesia.
“Artinya yang kita bahas hanya berada di kedua belah pihak, kita tidak publish ke masyarakat atau pihak lain. Secara geopolitik, tentu Indonesia dianggap penting oleh Amerika,” kata Airlangga dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Secara prinsip yang ditawarkan Indonesia melalui surat disampaikan tanggal 7 dan 9 April mendapatkan apresiasi dari Amerika. Karena surat yang Indonesia masukkan relatif komprehensif.
“Jadi tidak hanya bicara mengenai tarif tapi juga bicara non tarif, dan juga rencana Indonesia menyeimbangkan neraca perdagangan,” ucap Airlangga.
Presiden Prabowo bahkan menyambut baik penghargaan diberikan Pemerintah Amerika Serikat terhadap proposal komprehensif yang diajukan Indonesia. Proposal tersebut tidak hanya mencakup aspek tarif perdagangan, namun juga non-tarif dan langkah konkret Indonesia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan secara adil dan setara (fair and square).
“Jadi neraca perdagangannya sekitar 19, kita berikan lebih dari 19,5. Jual beli langsung 19,5, namun kita juga ada proyek yang kita akan beli dari Amerika,” ujar Airlangga.
Presiden Prabowo pun menegaskan, bahwa seluruh pendekatan dan penawaran Indonesia dalam perundingan tersebut bertujuan mencari win-win solution bagi kedua negara, tanpa membedakan negara mitra satu dengan yang lain.
“Jadi artinya relatif apa yang kita tawarkan adalah apa yang sedang kita lakukan di dalam negeri. Terutama salah satunya adalah untuk melakukan deregulasi,” imbuh politikus Golkar itu. (dan)