Nasional

Tak Gantikan Kurikulum Sebelumnya, Akademisi: KBC tidak Bebani Guru dan Siswa

INDOPOSCO.ID – Guru Besar (Gubes) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Rudi Susilana menuturkan, bahwa Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) bukan dimaksudkan untuk mengganti kurikulum yang ada, melainkan melakukan insersi nilai cinta ke dalam proses pembelajaran yang berjalan.

“KBC itu seperti infused water. Air putih tetap air putih, tapi diberi irisan lemon atau timun agar lebih menyegarkan. Jadi kurikulum tetap, tapi diberi nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Rudi dalam keterangan, Kamis (17/4/2025).

Ia mengatakan, bahwa KBC tidak menambah beban guru maupun siswa. Tidak ada tambahan mata pelajaran, melainkan penguatan pada dimensi pengalaman belajar dan refleksi nilai.

“Contoh konkritnya, dalam tugas menyanyi di kelas, guru dapat mengarahkan siswa untuk bermusyawarah dalam kelompok, bukan hanya tampil individu. Di situ nilai kolaborasi dan musyawarah ditanamkan,” ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan Rusman, Pakar Kurikulum dari Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Ia menegaskan bahwa cinta dalam konteks pendidikan memiliki indikator yang kuat, seperti penerimaan, komitmen, tindakan kasih sayang, rasa aman, hormat, keterbukaan, hingga dukungan emosional.

“KBC bukan produk instan. Ia bertumpu pada tiga landasan, yakni filosofis (Pancasila), sosiologis (keragaman Indonesia), dan psikologis (perkembangan peserta didik),” bebernya.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) terus mendorong transformasi pendidikan melalui pendekatan yang lebih humanis dan relevan dengan tantangan zaman.

Salah satunya adalah penguatan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang saat ini tengah menjalani proses uji publik bersama para ahli dan praktisi pendidikan. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button