Besaran Kalori MBG Sudah Sesuai Pedoman Gizi Seimbang Meskipun Tanpa Susu
INDOPOSCO.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan gizi anak-anak dan remaja.
Dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Indonesia Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK Subsp. PK mengatakan bahwa menu MBG yang diberikan kepada para siswa sudah sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
“MBG yang disajikan dengan komposisi terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah sudah sesuai dengan sajian sekali makan berdasarkan pedoman gizi seimbang,” kata Luciana di Jakarta seperti dikutip ANTARA, Selasa (7/1/2025).
Meski tidak menyertakan susu, lanjut Luciana, tetapi sumber protein lain seperti ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan dapat menggantikannya.
Program MBG menyasar anak dan remaja di tingkat SD hingga SMA dengan pemberian MBG per porsi telah disesuaikan dengan kebutuhan kalorinya masing-masing.
Luciana menjelaskan, berdasarkan besaran Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, anak usia 7-9 tahun membutuhkan 1.650 kilo kalori (kkal)/hari dengan MBG menyediakan 300 kkal/porsi, sebagai bagian dari kebutuhan harian.
Sedangkan anak usai 10-12 tahun membutuhkan 1.900-2.000 kkal/hari dengan MBG menyediakan 600 kkal/porsi.
Sementara pada remaja usia 13-18 tahun membutuhkan lebih banyak kalori yakni 2.100-2.650 kkal/hari dengan porsi MBG dapat menjadi pelengkap asupan harian mereka.
“Perbedaan usia anak dan remaja tentu akan membedakan kebutuhan gizinya sehingga memengaruhi porsi makan yang diberikan,” terangnya.
MBG yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi diberlakukan mulai 6 Januari di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia.
Sasaran dari MBG adalah anak-anak usia sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA, kemudian balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program tersebut bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia demi tercapainya target Indonesia Emas 2045.
Pemerintah dapat meningkatkan keberlanjutan dan evaluasi program dengan memasukkan menu variatif, edukasi gizi, dan keterlibatan masyarakat lokal, seperti petani dan produsen pangan.
Program MBG ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah stunting, meningkatkan kecerdasan anak bangsa, dan mendukung pembangunan berkelanjutan di masa depan. (her)