Nasional

PMI Harus Cerdas Kelola Keuangan, Jangan Terjebak Judol

INDOPOSCO.ID – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) menekankan, pentingnya pengelolaan keuangan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI). Sehingga hasil kerja di luar negeri dapat memenuhi kebutuhan mereka dan bermanfaat bagi keluarganya.

Sekretaris Jenderal Kementerian P2MI Rinardi masih mendapati pekerja migran, yang sudah selesai kontrak kerja namun uangnya tidak mampu dikelola dengan baik. Alhasil tak mengubah kondisi perekonomian mereka.

“Di kampung halamannya, uang yang diterima ini tidak diinvestasikan. Mungkin ada sebagian yang ditabung. Tapi, sangat sedikit sekali yang kemudian itu menjadi berguna, bermanfaat,” kata Rinardi saat Peluncuran Training of Trainers (ToT) dan Edukasi Perlindungan Konsumen serta Literasi Keuangan untuk PMI di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Melalui pemahaman literasi keuangan, mereka diharapkan mereka mampu mengatur keuangannya. Paling penting tidak berbelanja sesuatu yang berlebihan atau tergiur membeli barang mewah ketika mengawali karier di luar negeri.

“Kita dengan adanya literasi ini, nanti instruktur itu dibekali. Bagaimana melatih mereka, memberikan bekali. Kalian kalau di luar negeri, jangan foya-foya,” pesan Rinardi.

“Jangan kalau ada handphone jenis terbaru, beli. Kalau ada hal-hal tas branded, beli. Jangan gitu. Tapi ditabung,” tambahnya.

Ada banyak jenis investasi yang bisa dilakukan. Seperti obligasi, deposito, saham, pasar uang dan lain sebagainya.

“Pada saat nanti dia selesai kontrak, uang tadi sudah terakumulasi buat dia membuka usaha baru,” ucap Rinardi.

“Ada yang disisihkan buat tabungannya, ada yang disisihkan buat kampung alamannya. Ada yang buat investasinya, masuk portfolio,” sambungnya.

Kepala Departemen Surveilans Sistem Pembayaran dan Pelindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) Anton Daryono, mengatakan program Training of Trainers adalah upaya membekali Pekerja Migran Indonesia sebelum berangkat bekerja ke luar negeri terkait edukasi literasi dan penggunaan layanan remitansi yang formal dan berizin.

“Nah investasi ini juga nanti investasi yang mana? Yang tentunya bisa aman, tapi juga akan berkembang ke depannya. Nah ini yang perlu pembelajaran,” ucap Anton dalam kesempatan yang sama.

Ia mengingatkan, para pekerja migran tidak terjebak dalam kegiatan melanggar aturan. Salah satunya, perjudian daring (judol) yang tengah marak belakangan ini. Hal tersebut hanya akan memberikan dampak negatif.

“Ya kan seperti itu tadi tujuannya. Dan tidak terjebak dengan illegal activity ya. Judi online salah satunya itu tadi. Kalau sudah terjebak judi online, maksudnya ke pinjol online. Nah itu kaya lingkaran setan,” singgungnya. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button