MA Usut Permohonan Kasasi Vonis Bebas Ronald Tannur

INDOPOSCO.ID – Mahkamah Agung (MA) menindaklanjuti, permohonan kasasi jaksa penuntut umum terkait putusan hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya terhadap terdakwa Gregorius Ronald Tannur (31) yang divonis bebas dari dakwaan pembunuhan dan penganiayaan.
“Info dari kepaniteraan MA, permohonan kasasi Penuntut Umum atas putusan Pengadilan Negeri Surabaya untuk terdakwa Ronal Tannur telah diregister,” kata Juru Bicara Mahkamah Agung, Suharto melalui gawai, Jakarta, Sabtu (7/9/2024).
Pengajuan kasasi tersebut tercatat dengan nomer register 1466/ K /Pid/2024. Selanjutnya perkara kasasi tersebut akan berjalan sesuai dengan proses di MA.
“Proses berikutnya adalah usul edar ke YM KMA (Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung) dan selanjutnya penentuan kamar,” ujar Suharto.
Tahapan terakhir menelaah berkas vonis yang bersangkutan. “Kemudian ketua kamar mendistribusikan ke majelis hakim dan selanjutnya majelis mempelajari berkas dan penetapan hari sidang (PHS),” jelas Suharto.
Mahkamah Agung sempat menunggu, upaya hukum kasasi yang diajukan jaksa penuntun umum atas vonis bebas Gregorius Ronald Tannur, terdakwa pembunuhan Dini Sera Afrianti. Biasanya kasasi diajukan 14 hari setelah putusan pengadilan.
“Kita tunggu akankah Penuntut Umum mengajukan upaya hukum kasasi. Bila iya, kita tunggu pemberkasan sampai berkas dikirim ke MA dan selanjutnya kita tunggu putusan kasasi dari MA,” tutur Suharto terpisah lewat pesan singkat, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya (PN) Erintuah Damanik telah memvonis bebas Ronald, anak anggota DPR dari partai PKB Edward Tannur. Dia dianggap tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan maupun penganiayaan menyebabkan meninggalnya korban.
“Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan sebagaimana dalam dakwaan pertama Pasal 338 KUHP atau kedua Pasal 351 ayat (3) KUHP Atau ketiga Pasal 359 KUHP dan 351 ayat (1) KUHP,” ungkap Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik terpisah dalam sidang di PN Surabaya pada, Rabu (24/7/2024). Jaksa dalam sidang itu menuntut Ronald dengan hukuman 12 tahun penjara. (dan)