Nasional

Alex Retraubun Gagas Ekonomi Kerakyatan Lewat Rumput Laut

INDOPOSCO.ID – Program nasional produksi rumput laut di Maluku tak kunjung terealisasi, meski potensi dan kebutuhan dunia terus mengalami peningkatan. Geram dengan keadaan tersebut Alex Retraubun, Guru besar Universitas Pattimura, Ambon menggagas ekonomi kerakyatan lewat budidaya rumput laut. Hal itu disampaikan mantan wakil menteri perindustrian Kabinet Indonesia Bersatu II. tersebut dalam bincang santai di Cafe Ujung Jembatan Merah Putih, Ambon, Maluku, Rabu (5/6/2024).

“Rumput laut ini yang bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan. Kalau migas gak mungkin masyarakat kecil bisa ambil bagian disana, itu bagian pusat saja. Jadi potensi yang ada ini harus kita maksimalkan, untuk menggerakan ekonomi masyarakat” ucap mantan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut.

Dia menggambarkan, janji pemerintah pusat yang akan menjadikan Maluku sebagai lumbung perikanan nasional sejak 2010 tak kunjung terealisasi. Begitu juga dengan program pemanfaatan lahan Maluku yang luas laut nya 13 kali lipat dari daratannya untuk menjadi lokasi inti produksi budidaya rumput laut tak kunjung nyata. Dia pun menggambarkan, Maluku Tenggara memiliki potensi yang sangat bagus untuk dijadikan lokasi inti, karena selain potensi dan air nya masih sangat bersih, Maluku Tenggara secara menyeluruh memiliki kapasitas terbaik.

“Maluku Tenggara itu pulau nya berlapis-lapis. Sehingga untuk produksi rumput laut tidak harus bergantung atau terledalan angin musim apa pun. Sehingga ini menjadi salah satu alasan utama kenapa Maluku Tenggara menjadi sasaran nasional untuk pengembangan budidaya rumput laut,” ungkap Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) tersebut.

Dengan melakukan fisibility studi, maka akademisi pun berperan memberikan masukan agar hilirisasi industrialisasi rumput laut bisa terjadi. Termasuk pembangunan pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku. Alex Retraubun menambahkan, sentralisir bahan baku ke pabrik menjadi satu jaminan dan kepastian suplay bahan baku.

“Peranan industri itu menstabilkan harga juga, dan mengoptimalkan nilai tambah rumput laut akibat dari hilirisasi industri rumput laut dan menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya.

Pada kesempatan lain, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan ada dua wilayah yang tengah fokus dalam pengembangan saat ini meliputi Maluku Tenggara, dan Roten Ndao. Potensi rumput laut pada dua wilayah tersebut dinilai sangat bagus dan bisa di panen sepanjang tahun setiap 45 hari, dan harus dibangun pabrik, agar ada kepastian hasil dari budidaya langsung di produksi

“Tahun ini kami berencana mengembangkan pemodelan lagi di dua lokasi tambahan, Rote Ndao dan Maluku Tenggara, masing-masing seluas 50 hektare, dengan target produksi di setiap lokasi sebesar 2.187 ton rumput laut basah per tahun,” ungkap Trenggono belum lama ini. (ney)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button