Soroti Musibah Alam Sumbar, Oesman Sapta Minta Pemerintah Lakukan Penanganan dengan Hati

INDOPOSCO.ID – Ketua Umum DPP Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang (Gebu Minang) Oesman Sapta menegaskan bahwa musibah banjir lahar dingin di Sumatera Barat dan musibah alam lainnya yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini disebut sebagai peringatan untuk bangsa Indonesia.
“Itu musibah di Sumatra Barat bukan dibikin-bikin, tapi musibah turun dari langit. Setiap musibah, bukan hanya di Sumbar pasti ada makna di baliknya, ada peringatan, dan pasti ada unsur yang harus diperbaiki oleh bangsa ini,” kata Oesman Sapta di kantor DPP Gebu Minang di Jakarta, Minggu (19/5/2204).
Ia pun menjelaskan bahwa bangsa Indonesia harus beryukur atas segala rezeki yang diberikan serta menjaga alam agar tidak menjadi sebuah hukuman.
“Inikan musibah alam. ini adalah suatu hukuman alam. Bukan hanya Sumbar, semua daerah bisa terjadi seperti ini. Kita harus bersyukur apa yang diberikan oleh Alloh SWT dan menjalankan apa yang diberikan dengan sebaikmungkin dan seikhlasnya,” ujar pria yang mendapat julukan Bagindo Sutan Nan Kayo ini.
Dalam kesempatan ini, Oesman Sapta pun meminta agar pemerintah baik pusat maupun daerah bersungguh-sungguh dalam penanganan korban.
“Lakukanlah penanganan yang bisa menyentuh hati rakyat sumbar. Mudah-mudahan peristiwa ini yang terakhir kali untuk Sumbar dan bangsa Indonesia,” ucap Oso yang turut melakukan sumbangan bantuan untuk Korban Sumbar sebanyak 9.000 paket yang dikirimkan langsung dari DPP Gebu Minang di Jakarta menggunakan 12 truk ke tiga wilayah terdampak musibah, yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang.
“Dengan demikian melalui acara ini saya nyatakan pelepasan barang sumbangan Gebu Minang kepada korban bencana langsung ke wilayah terdampak di Sumbar,” ucap mantan Ketua DPD RI ini menambahkan.
Sementarabitu, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui, korban meninggal dunia pasca-banjir lahar dingin atau ‘galodo’ yang menerjang wilayah Sumatera Barat mencapai 61 orang. Data itu tercatat hingga, Sabtu (18/5/2024).
Jumlah tersebut didapat, setelah Pusdalops BNPB bersama dengan posko provinsi dan kabupaten/kota terdampak melakukan inventarisasi data by name by address (BNBA) hasil Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatra Barat. (dil)