Nasional

KKP Kembangkan Budidaya Ikan Lokal di Kalimantan

INDOPOSCO.ID –  Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)  meresmikan Unit Produksi Gabus Haruan dan Unit Produksi Maggot di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/1/2022). Langkah tersebut menjadi terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mewujudkan pembangunan kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

“Hal ini sejalan dengan program prioritas KKP dalam pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, Minggu (9/1/2022).

Baca juga: Percepat Layanan Sertifikasi Perikanan, KKP Rilis e-SKIPP

Untuk unit produksi Gabus Haruan dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi dengan tujuan untuk menghasilkan induk unggul bagi pembudidaya ikan sebanyak 25 – 30 ribu ekor per tahun. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari penggunaan induk di alam yang secara tidak langsung telah mengganggu keberlanjutan ekosistem perairan umum.

Keunggulan induk Gabus Haruan yang dihasilkan adalah sudah terdomestikasi, adaptif terhadap lingkungan budidaya, memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki kemampuan telusur sumber benihnya.

Unit ini juga menjadi model usaha produksi benih dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta benih/tahun. Model teknologi pembenihan ini dapat dengan mudah diadopsi masyarakat karena tidak membutuhkan lahan yang luas, dan biaya investasi yang relatif murah. Model tersebut diharapkan dapat menjadi showcase dan trigger bagi stakeholder yang ingin melakukan budidaya ikan Gabus Haruan, karena ikan Gabus Haruan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dan merupakan salah satu komoditas yang mempengaruhi inflasi daerah.

BPBAT Mandiangin juga telah membangun unit produksi maggot di Instalasi Budidaya Ikan Bincau pada lahan seluas 1.000 meter persegi dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 18 ton/tahun. Unit ini diharapkan menjadi salah satu langkah terobosan untuk mendapatkan pakan ikan dengan harga murah dan kualitas yang baik dengan menggunakan bahan baku lokal karena selama ini pakan berkontribusi lebih dari 60% untuk biaya produksi.

Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra potensial komoditas ikan gabus untuk pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya. Ia juga menyampaikan, kegiatan ini juga mendukung keberlanjutan ikan endemik lokal.

Pembangunan kampung budidaya yang ditujukan dalam dua hal yaitu untuk meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan pangan. Kemudian yang kedua dalam rangka mendukung, keberlanjutan ikan-ikan endemik lokal.

Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Donny Oktopura menambahkan bahwa pembangunan unit produksi Gabus Haruan menjadi upaya strategis  BPBAT Mandiangin dalam akselerasi pelaksanaan program terobosan KKP, dalam pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

“BPBAT Mandiangin berkomitmen dalam berbagai bentuk dukungan di antaranya penyediaan induk unggul dan benih bermutu, bantuan sarana dan prasarana budidaya serta pendampingan teknis,” pungkas Andy.

Dalam kesempatan yang sama juga dilaksanakan panen calon induk Gabus Haruan sebanyak kurang lebih  3.000 ekor dengan berat total  kurang lebih 0,8 ton dan ikan Papuyu yang dihasilkan dengan teknologi bioflok sebanyak kurang lebih 0,6 ton.  Ikan yang dipanen langsung ditampung oleh pembeli  yang ada di Kalimantan Selatan.

Salah satu pembelinya, Kang Ocim Carsim, pembudidaya asal Ciamis yang menetap di Banjar Kalimantan Selatan mengatakan membeli calon induk ikan Gabus Haruan dari BPBAT Mandiangin hasilnya sangat memuaskan.

“Saya menggunakan sepasang induk Gabus Haruan dari BPBAT Mandiangin, dapat menghasilkan sekitar 12 – 15 ribu benih ikan gabus per siklus selama 1,5 bulan, sehingga mendapatkan omzet sekitar 7,2 juta per siklus,” ungkap Ocim.

“Saya senang menggeluti usaha budidaya ikan lokal Kalimantan Selatan salah satunya ikan Gabus Haruan. Pasalnya ikan ini sangat diminati oleh masyarakat Kalimantan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Saya sangat terima kasih kepada BPBAT Mandiangin yang telah memberikan pendampingan teknis terkait budidaya ikan Gabus Haruan,” tandas Ocim. (ney)

 

Back to top button