Nasional

BKKBN Gerakkan Mahasiswa Dukung Penurunan Stunting

INDOPOSCO.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) meluncurkan Program Mahasiswa Peduli Stunting untuk menggerakkan mahasiswa mensupport upaya penurunan kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang mengusik perkembangan anak sehingga tubuhnya lebih pendek dibanding anak- anak seusianya.

“Stunting ini adalah masalah yang menjadikan suatu gangguan dan hambatan ketika kita ingin menuju Indonesia emas tahun 2045,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada peluncuran Program Mahasiswa Peduli Stunting (Penting) yang diikuti melalui kanal YouTube BKKBN Official dari Jakarta, Jumat.

Stunting dapat terjadi bila pada 1. 000 hari kehidupan pertama(HPK) bayi mengalami kondisi kesehatan yang tidak optimal atau kondisi gizi yang tidak optimal sehingga tidak bisa tumbuh dan berkembang optimal serta rentan terserang penyakit.

Permasalahan stunting akan pengaruhi kualitas sumber daya orang pada masa mendatang, karenanya pemerintah berupaya mencegah dan menanganinya.

“Sayangnya pemahaman tentang stunting masih rendah,” ujar Hasto.

Program Mahasiswa Peduli Stunting, Hasto mengatakan, dimaksudkan untuk mensupport upaya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan gizi serta pencegahan dan penanganan stunting.

Mahasiswa yang ikut serta dalam program tersebut diharapkan bisa menyampaikan informasi mengenai pemenuhan kebutuhan gizi serta pencegahan stunting kepada masyarakat.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Suprapto mengatakan bahwa pandemi COVID- 19 telah menimbulkan angka kemiskinan naik dan menimbulkan tantangan baru dalam upaya penanganan masalah gizi pada anak.

“Kita harus terus berjuang keras mengatasi TBC dan stunting, kita tidak boleh menyerah di situasi pandemi, sehingga semua harus bergerak bersama sama,” ujarnya.

Bagi ia, para mahasiswa bisa mensupport upaya pencegahan dan penanganan stunting di wilayah yang angka kasusnya masih tinggi seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Aris Junaidi menarangkan, Program Mahasiswa Peduli Stunting dijalankan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata tematik, yang secara reguler dilaksanakan dalam Program Kampus Merdeka.

“Program Mahasiswa Penting ini sangat sejalan dengan esensi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digerakkan oleh mahasiswa, bentuk konkret Tri Dharma perguruan tinggi dalam memberikan solusi atas permasalahan di masyarakat,” ucap Aris. (mg4)

Back to top button