Ingat! Isolasi Mandiri Harus Kontak Layanan Kesehatan Terdekat

INDOPOSCO.ID – Lonjakan kasus Covid-19 karena ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan (Prokes) dan adanya varian baru Covid-19.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penanganan Kesehatan, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Alexander Ginting dalam acara daring, Selasa (29/6/2021)
Menurut dia, selain dua hal tersebut lonjakan juga terjadi karena adanya mobilitas masyarakat di dalam dan luar negeri. Sementara, pemerintah sendiri telah mempersiapkan penanganan di sektor hulu dan hilir.
“Ini lonjakan,angka pesakitan di hulu tinggi dan mereka berbondong-bondong ke rumah sakit (RS),” katanya.
Untuk sektor hilir, masih ujar Ginting, pemerintah telah menyiapkan peningkatan ruang isolasi dan ruang ICU. Sebab, tidak semua rumah sakit memiliki ruang ICU yang memadai.
“Misalnya tempat tidur ICU ada 5 kita tingkatkan menjadi 10,” bebernya.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan protokol penanganan Covid-19 di RS. Sehingga RS tidak menjadi klaster penularan Covid-19.
“RS juga kita latih bagaimana tata laksana terapi. Salah satunya membedakan pasien yang ringan, sedang dan berat,” terangnya.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi jumlah kapasitas di RS, maka pemerintah melakukan scraning. Pada tahap ini, seseorang yang terkonfirmasi positif dengan gejala sedang hingga berat akan dirujuk ke RS. Sementara gejala ringan diisolasi mandiri atau karantina mandiri.
“Di tingkat RT/ RW atau posko desa harus mengetahui proses scraning, sehingga penanganan berjalan optimal,” ujarnya.
Masalah yang muncul pada proses isolasi mandiri, dikatakan dia, banyak warga yang terkonfirmasi positif tidak melakukan komunikasi dengan layanan kesehatan terdekat. Sehingga, muncul gejala buruk pada penderita.
“Kalau dibiarkan akan terjadi pnemoni, kemudian terjadi gangguan oksigenasi dan ventilasi. Dan ini menyumbang antrean di RS, karena mereka yang datang ke RS karena membutuhkan oksigen,” katanya. (nas)