Nasional

Proses Seseorang Jadi Radikal Sangat Rumit

INDOPOSCO.ID – Dosen Hukum Pidana yang juga Peneliti Pusat Studi HAM Unair Surabaya Amira Paripurna mengatakan untuk memberantas kejahatan khususnya terorisme memang tidak mudah. Sebab, terorisme karakternya berbeda dengan kejahatan lainnya.

“Memang tidak mudah, apalagi terorisme yang memiliki karakter yang berbeda dengan kejahatan lainnya. Bekerja dalam sel-sel, ada jaringan tertentu, terorganisir, dan berkaitan dengan ideologi,” ujar Amira saat dihubungi INDOPOSCO, Kamis (8/4/2021).

“Nah sel-sel ini bisa seolah-olah tampak sudah hilang, dormant, atau mati. Tantangan lainnya juga munculnya model-model serangan teroris yang bersifat lone wolf, ini lebih sulit lagi dideteksi,” sambungnya.

Lebih lanjut Amira menjelaskan, proses seseorang menjadi radikal itu sangat rumit. Dia lebih memilih menggunakan istilah ekstremisme. Sebab, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan situasi demokrasi saat ini, dia akan mencari ideologi lain atau menjadi ekstrem sehingga melakukan kekerasan.

“Bisa karena alasan personal atas ideologi yang dipilihnya, karena ada propaganda politik yang menarik. Bisa juga pengaruh kekecewaan terhadap situasi politik, etika para elit politik yang buruk. Sehingga menyebabkan publik menjadi apatis, kecewa, tidak percaya, terhadap demokrasi dan menjadikan radikalisme/ektremisme sebagai jalan alternatif,” ungkapnya.

“Kenapa menjadi tidak percaya demokrasi bisa jadi karena ada penegakan hukum yang tidak konsisten, penegakan hukum yang tebang pilih. Situasi ini memang sangat kompleks,” imbuhnya. (yah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button