Polri Ajak Semua Pihak Terlibat dalam Penanggulangan Radikalisme

INDOPOSCO.ID – Mabes Polri mengajak semua pihak terlibat dalam penanggulangan paham radikalisme dan Polri akan membaur dengan masyarakat guna memastikan ruang sosial tidak direbut oleh paham kekerasan.
“Polisi tidak boleh hanya dilihat sebagai alat penegak hukum. Polri harus membaur, menjadi sahabat masyarakat, menjadi bagian dari solusi, dan memastikan ruang sosial kita tidak direbut oleh paham kekerasan,” kata Kabag Diseminasi Informasi Digital (Disindig) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Rahmanto Sujudi pada Focus Group Discussion (FGD) bertema “Teroris Musuh Kita Bersama” yang digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (29/7/2025).
Ia menyebut narasi radikal sering tumbuh di ruang-ruang kosong yang tidak terisi oleh pendidikan, dialog, dan pemahaman yang sehat.
Rahmanto juga menekankan pentingnya membangun ketahanan ideologi di masyarakat melalui pendekatan edukatif, spiritual, budaya, dan komunikasi publik yang efektif.
Peran Polri dalam kontra radikal disampaikan secara komprehensif, meliputi upaya pencegahan dan deteksi dini, peningkatan kepercayaan masyarakat melalui pendekatan humanis, pemanfaatan intelijen sosial, kerja sama antar lembaga, serta penegakan hukum yang terukur.
“Semua itu diarahkan untuk menciptakan sinergi nasional dalam menjaga keutuhan dan keamanan bangsa dari ancaman ideologi ekstrem,” ujarnya seperti dilansir Antara.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Nusa Cendana Kupang Dr. Simplexius Asa memaparkan pentingnya pelibatan masyarakat sipil dalam menangkal radikalisme secara sistemik.
Ia mendorong pentingnya membangun kesadaran bersama bahwa keamanan ideologis bangsa tidak bisa dipikul oleh negara saja, tetapi harus menjadi gerakan publik yang masif.
Sedangkan Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Henry Novika Chandra menegaskan pendekatan lunak Polri sangat diperlukan untuk menutup ruang tumbuhnya paham radikal.
“Kita ingin masyarakat melihat bahwa Polri bukan hanya hadir saat konflik, tetapi juga di saat tenang, untuk mendengar, mengedukasi, dan mencegah,” ungkapnya.
Dia menambahkan, kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen Polri untuk terus membangun narasi kebangsaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam menciptakan ruang publik yang aman, damai, dan bebas dari ideologi kekerasan. (dam)