Genap Berusia 31 Tahun, IKA UT Berkontribusi Bangun Harmoni Kebangsaan

INDOPOSCO.ID – Hari ini, Jumat 26 Maret, Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA UT) genap berusia 31 tahun. Ketua IKA UT Jenderal TNI (purnawirawan) Moeldoko mengatakan, semakin tua umur organisasi, maka dia akan semakin kuat. Berbeda dengan umur manusia, semakin tua akan semakin renta.
“Organisasi mestinya semakin tua semakin kuat dan menunjukkan kedigdayaan,” ujar Moeldoko pada perayaan HUT IKA UT secara daring, Jumat (26/3/2021).
Ia menjelaskan, pada perayaan HUT IKA UT tahun ini mengusung tema harmoni dalam keberagaman mewujudkan kerukunan nasional berbasis ekonomi berkeadilan. Saat ini, menurutnya, penting untuk memikirkan 100 tahun Indonesia, bukan politik praktis. Dengan mengarahkan negara tegak lurus ke depan tanpa hambatan ideologis.
“Belakangan ini muncul paham-paham radikalisme dimana-mana. Dan ini menghambat Indonesia menuju 2045. Ini harus dipikirkan bersama dalam membangun harmoni dalam keberagaman,” katanya.
Ia menegaskan, saat ini ada kecenderungan ketertarikan ke paham intoleransi. Padahal NKRI telah dilahirkan dengan keberagaman agama, budaya, suku dan bahasa.
“Ini tidak boleh dibiarkan. Ruang intoleransi harus dipersempit bersama-sama, kalau perlu jangan kita kasih ruang. Karena akan menghambat pembangunan bangsa,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para alumni UT untuk berperan aktif dalam membangun harmoni kebangsaan, agar NKRI tidak terganggu menuju Indonesia maju 2045 nanti. Karena Indonesia akan menjadi negara dengan empat besar di bidang ekonomi dunia.
“Kalau kita tidak waspada, kita bisa terjerembab. Maka mundur lagi bangsa ini, seperti Irak, Libya, Siria, Yaman dan negara lain,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Rektor UT Prof Ojat Darojat berpesan, agar IKA UT semakin maju dan membawa keberkahan bagi bangsa Indonesia. Dengan membangun harmonis, sinergis antara UT dan IKA UT. Karena, dengan membangun kerjasama tersebut, UT dan IKA UT bisa berkontribusi nyata bagi masyarakat.
“Jumlah alumni UT melebihi angka 1,8 juta. Ini aset nasional yang bisa memberikan warna bagi perjalanan bangsa, dengan menjadi pagar bangsa. Yang menjadi konektivitas antarsuku dalam konteks kehidupan NKRI,” ujarnya.
Untuk mewujudkan sinergitas tersebut, menurut Ojat harus tumbuh pemahaman bersama bagaimana orientasi pembelajaran sesuai visi dan misi Indonesia 2045 nanti. Dengan penguatan sumber daya manusia (SDM) seperti nawacita jilid II.
“Penguatan SDM bisa tercipta kalau lembaga-lembaga pendidikan, seperti UT ikut berkontribusi optimal untuk masyarakat. Baik di kota dan mereka yang ada di pinggiran, terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Karena selama ini mereka tidak memiliki akses pendidikan tinggi,” katanya. (ibs)