2021, Kementan Fokus Lipatgandakan Produksi Kedelai Dalam Negeri

INDOPOSCO.ID – Tahun ini Kementerian Pertanian (Kementan) akan fokus melipatgandakan produksi kedelai dalam negeri. Program terobosan peningkatan produksi kedelai telah disiapkan dan dipastikan secara penuhnya diimplemensikan di tingkat lapangan dalam 200 hari ini.
“Masalah kedelai yang ada saat ini adalah kontraksi global, khususnya akibat pandemi covid 19. Kami sikapinya dengan siapkan langkah kongkret mendorong petani tingkatkan produksi. Program aksi nyatanya kami susun, tapi bagi kami yang terpenting bagaimana dapat diimplementasikan di lapangan. Ini yang kita pastikan,” jelas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di sela Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (4/1/2021).
Menurutnya, peningkatan produksi kedelai dalam negeri yang berdaya bersaing baik kualitas maupun harganya merupakan program prioritas pembangunan pertanian. Program kongkretnya yakni melalui perluasan areal tanam dan meningkatkan pelibatan integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.
“Dengan langkah cepat dari Kementan bersama berbagai integtator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan. Kita bergerak cepat, sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat,” imbuh Syahrul.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan, langkah nyata yang diimplementasi Kementan guna produksi produksi kedelai 2021 di antaranya percepatan budidaya di klaster-klaster dengan integrator. Tahun ini digelontarkan bantuan pengembangan kedelai di Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 ha, Sulawesi Barat 30 ribu ha dan Sulawesi Selatan 9 ribu ha.
“Membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jateng 15.000 ha, Jabar 15 ribu ha, Jatim 15 ribu ha, NTB (Nusa Tenggara Barat) 4 ribu ha dengan dukungan KUR (kredit usaha rakyat) dan akses kepada off taker,” sebutnya.
Suwandi menambahkan, yang terpenting juga adalah bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian untuk meningkatkan produktivitas. Adapun rata rata produktivitas kedelai saat ini 1,5 ton/ha dan harus ditingkatkan menjadi 2 ton/ha melalui riset benih unggul dan teknologi budi daya.
“Perlu juga pengendalian impor melalui kebijakan dari non-lartas menjadi lartas dan mewajibkan setiap importir kedelai bermitra dengan petani sekaligus menyerap produksi kedelai lokal dengan harga yang ditetapkan,” tegasnya. (svo)