Megapolitan

Kritik Rekaman Percakapan Oknum Pegawai Ancol dengan PKL, Pakar: Tidak Etis dan Tidak Bijak

INDOPOSCO.ID – Pakar Komunikasi Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai pernyataan oknum pegawai PT Pembangunan Jaya Ancol yang menyinggung ormas FBR dan PDIP tidak etis bagi para PKL, yang saat ini memperjuangkan hak-haknya dan berhak hidup serta mencari nafkah.

“Komunikasi yang disampaikan oknum pegawai PT Pembangunan Jaya Ancol kepada PKL tidak etis dan tidak bijak, sehingga rekaman tersebut mencuat ke publik dan menimbulkan kontroversi di antara beberapa pihak,” kata Ujang dikonfirmasi INDOPOS.CO.ID pada Sabtu (26/10/2024).

Menurutnya, seluruh partai, termasuk PDIP, bertugas menyerap aspirasi warga Jakarta, termasuk pedagang ormas FBR yang berjualan di kawasan wisata Ancol.

“Jika ada masalah, sudah tepat warga mengadukan hal itu kepada partai di DPRD yang bertugas memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, rekaman percakapan antara PKL dari ormas FBR dan oknum pegawai PT Pembangunan Jaya Ancol beredar viral.

Dalam percakapan tersebut, disinggung mengenai ormas FBR dan partai politik, yakni PDIP.

Menurut rekaman yang diperoleh indopos.co.id, oknum pegawai manajemen Ancol berdiskusi dengan PKL, berjanji untuk meningkatkan status PKL di kawasan wisata Ancol, dan meminta agar nama ormas FBR serta PDIP tidak dilibatkan dalam pengelolaan Ancol.

“Ini ruang lingkupnya Ancol, kita enggak perduli lu mau ke FBR atau ke PDIP. Tapi gini jangan sampai lu bawa-bawa FBR ke sini. Kita mau naikkan kelas para PKL, naikkan omsetnya dan lain-lain dan lu harus ikut aturan mainnya,” kata oknum pegawai PT Pembangunan Jaya Ancol dalam rekaman yang dikutip indopos.co.id, pada Jumat (25/10/2024).

“Ke depan kalau pedagang tidak setuju, ya kami akan buka lagi pendaftaran bagi pedagang lainnya yang setuju dengan 1 gerobak dua pedagang,” imbuhnya.

Seorang pedagang menyatakan PKL menolak program penataan, terutama aturan 1 gerobak untuk 2 pedagang.

“Kami menolak 1 gerobak dua pedagang dan kurang masuk bagi kami Pak, pahitnya saja omsetnya misal Rp50 ribu terus dibagi 2 ini kan engga masuk Pak. Ini yang jadi keberatan buat kami,” ucap pedagang tersebut.

Secara terpisah, Corporate Communication Manager PT Pembangunan Jaya Ancol, Ariyadi Eko Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima indopos.co.id, pada Kamis (24/10/2024) membenarkan isi rekaman tersebut adalah salah satu oknum pegawai yang tergabung dalam tim PT Pembangunan Jaya Ancol.

“Benar bahwa rekaman tersebut terjadi saat diskusi antara Ancol dengan mitra reseller pada sesi assessment di awal September 2024 lalu. Tujuannya adalah berdiskusi lebih dalam mengenai program penataan ini dan menjawab secara langsung pertanyaan-pertanyaan dari para mitra,” ujarnya.

“Kami tidak bermaksud merendahkan institusi tertentu maupun pihak lainnya. Kami berkomitmen membangun sinergi yang baik dengan berbagai pihak,” imbuhnya.

Ia menambahkan, dalam konteks ini, Ancol memandang mitra reseller sebagai individu atau warga yang memang bekerja sama dengan program CSR Ancol.

“Ancol pun membebaskan para mitra untuk berorganisasi sesuai dengan preferensi dan pilihannya masing-masing di luar statusnya sebagai mitra reseller Ancol. Jadi tidak benar dugaan tersebut,” pungkasnya. (fer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button