Internasional

Waow! Akibat Jatuhkan Jangkar di Laut, Nahkoda Ini Didenda Triliunan Rupiah

INDOPOSCO.ID – Akibat menjatuhkan jangkar (drop anchor) di zona terbatas sampai dengan zona terlarang, Zhang Deyi, Ever Judge Holding Company Limited, Fleet Management Ltd dan PT Penascop Maritim Indonesia harus membayar lebih dari Rp1,5 triliun dan lebih dari USD 23 ribu.

“Akibat perbuatan mereka menyebabkan pipa bawah laut milik PT. Pertamina (Persero) putus/rusak dan minyak mentah yang berada di dalam pipa juga keluar dan menyebabkan tumpahan minyak di laut,” kata Otto Hasibuan, kuasa hukum PT Pertamina (Persero) dalam keterangan, Minggu (23/1/2022).

Dalam amar putusannya, majelis hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan mengabulkan gugatan PT. Pertamina (Persero).

“Akibat perbuatannya, hakim menilai nahkoda melanggar hak keperdataan PT. Pertamina (Persero) yang secara subjektif dilindungi oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk memiliki dan mengoperasikan pipa bawah laut (subsea pipeline),” katanya.

Perlu diketahui, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diketuai oleh Nazar Effriandi Siregar, S.H. dengan hakim anggota H. Bawono Effendi, S.H., M.H., dan Hapsoro Restu Widodo, S.H., pada hari Rabu, tanggal 19 Januari 2022, melalui putusannya Nomor: 976/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Sel menyatakan mengabulkan gugatan PT. Pertamina (Persero).

Baca Juga : Ada Koper Hitam Mencurigakan di Sulsel, Jihandak Turun Tangan. Hasilnya?

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim) menetapkan tersangka dalam kasus kebocoran pipa minyak milik Pertamina di perairan dekat Balikpapan. Polisi menetapkan nakhoda atau kapten kapal MV Ever Judger, yakni ZD (50) sebagai tersangka di kasus tersebut.

ZD merupakan warga negara Cina. Dia bersama 21 anak buah kapal MV Ever Judger sampai sekarang masih berada di Balikpapan. Polisi menyita paspor mereka. 22 orang itu juga dikenakan cegah tangkal atau dicekal agar tidak bepergian ke luar negeri.

Nakhoda [ZD] yang memerintahkan Mualim I menurunkan jangkar sepanjang 1 shackle [27,5 meter],” kata Direktur Kriminal Khusus Polda Kaltim Kombes Pol Yustan Alpiani di Balikpapan dikutip Antara.

“Padahal, dari komunikasi dengan Kapal Pandu di depannya, disebutkan bahwa untuk persiapan lego jangkar cukup turunkan jangkar di posisi 1 meter dari atas permukaan air,” ungkapnya.

ZD menjadi tersangka pelanggaran pasal 98 ayat 1, 2, 3 jo pasal 99 ayat 1, 2, 3 UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. ZD terancam hukuman hingga 9 tahun penjara sebab pelanggaran itu.

Polisi juga menyangka ZD melanggar pasal 359 KUHP karena melakukan kelalaian yang membuat orang lain kehilangan nyawa dengan ancaman hukuman 5 tahun.(nas)

Back to top button