Guru Besar UI Desak Pemerintah Hadirkan Solusi Nyata Atasi Marak Keracunan MBG

INDOPOSCO.ID – Kasus keracunan akibat makanan program makan bergizi gratis (MBG) makin marak terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Pemerintah berjanji bakal melakukan evaluasi, namun masyarakat menginginkan langkah konkret agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Administrasi Pembangunan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Profesor Ede Surya Darmawan mengaku prihatin dengan kasus keracunan yang dialami penerima manfaat program makan bergizi gratis. Karenanya pemerintah harus tanggap merespons peristiwa tersebut.
“Itu musibah, harus dilakukan investigasi, korban harus diberikan pertolongan segera dan bantuan yang sewajarnya,” ujar Ede kepada INDPOSCO melalui gawai, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
Tim Badan Gizi Nasional atau dinas kesehatan setempat, yang terhadap keracunan makanan program MBG didesak menelusuri kasus muncul di tengah masyarakat secara mendalam. Serta dilanjutkan perbaikan menyeluruh program MBG.
“Harus dicari penyebabnya dan cari solusi sistematis agar tidak terulang lagi,” tegas mantan Ketua Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) itu.
Ede menyoroti, lemahnya pengawasan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Kemungkinan kasus keracunan akibat MBG salah satu faktornya akibat ketidakmampuan memonitor pengolahan hingga pendistribusian makanan.
“Itu yang harus diwaspadai dan diperhatikan karena pengolahan makanan itu prosesnya dari pemilihan, pengolahan, penyajian,hingga pendistribusian, semuanya harus memenuhi standard hiegienis dan sanitasi yang baik,” imbuhnya.
Data pasti soal siswa keracunan akibat MBG belum diketahui. Namun, kasus terbaru terjadi pada 16 September 2025, ratusan siswa di Kecamatan Kadungora, Kabuaten Garut, Provinsi Jawa Barat mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.
Menu yang disajikan antara lain nasi putih, ayam woku, tumis tempe, sayuran mentah, dan stroberi. Pemerintah telah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu. Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium provinsi, dan hasilnya masih ditunggu.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan permohonan maaf perihal kasus keracunan para penerima manfaat dari program MBG. Terlebih kasus tersebut terjadi beberapa kali di sejumlah wilayah Indonesia.
“Kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional (BGN) memohon maaf, karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Tentu harus dilakukan upaya evaluasi,” kata Prasetyo, terpisah di Jakarta, Jumat (19/9/2025). (dan)