Headline

Pengamat Nilai Video Monolog Gibran Tidak Efektif, Masyarakat Butuh Ruang Dialog

INDOPOSCO.ID – Pengamat komunikasi politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menilai, video monolog Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka di saluran YouTube pribadinya @GibranTV tidak berhasil mencapai target yang diharapkan. Hal itu terlihat dari respons sebagian masyarakat mengkritik monolog tersebut.

“Monolog bagaimana, saya kira tidak efektif. Masyarakat hanya mengolok-olok saja,” kata Ginting melalui gawai di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Mengingat masyarakat pasti lebih menginginkan berdiskusi dan terjadi interaksi dalam membahas isu terkini. Paling penting, seorang pejabat negara harus menunjukkan hasil kerja yang bisa dirasakan masyarakat.

“Jelas pimpinan itu harus bekerja, harus bicara, bukan top down tapi harus ada dialog dengan masyarakat, pelajar dan mahasiswa,” ucap Ginting.

Dalam sebuah video monolog yang diunggah Gibran berjudul “Panggung Sepak Bola Nasional dan Dunia” pada menit ke-5.00 hingga 5.04, dia menyebut mimpi anak muda harus tinggi dengan tekad kuat dan kerja keras. Namun, hal tersebut justru menuai kritik tajam.

Sebab, anggapan yang muncul di tengah masyarakat sosok Gibran menjabat wakil presiden tidak lahir dari proses penuh perjuangan. Namun, diduga mendapat bantuan dari ayahnya Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

“Dia bicara pemuda harus bekerja keras untuk mencapai cita-citanya. Loh, dia adalah simbol pemuda yang tiba-tiba tidak ada karyanya, tidak ada jasa, prestasi lalu kemudian menjadi wapres,” kritik Ginting.

“Ini simbol ‘rekayasa politik bapaknya’ ini mau jadi contoh, tidak bisa. Selama pemimpin model seperti itu,” sambungnya.

Ia menambahkan, video monolog itu memperlihatkan bahwa Gibran tidak memiliki keberanian untuk berdiskusi dengan masyarakat. Diketahui Gibran baru-baru ini mengunggah beberapa video monolog di akun YouTube pribadinya @GibranTV yang merespons beragam isu. Ada video berjudul “Generasi Muda, Bonus Demografi” dan “Masa Depan Indonesia”, “Panggung Sepakbola Nasional dan Dunia” hingga “Hilirisasi dan Masa Depan Indonesia”.

“Video monolog Wapres tentu saja menurut saya adalah contoh atau simbol bahwa wakil presiden kita, tidak bisa melakukan dialog karena itu monolog yang dilakukan dengan teks, sudah ada bahan yang dia tinggal baca,” imbuh Ginting.

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro membela Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka yang mengunggah video monolog di saluran YouTube. Itu dinilainya sebagian bentuk penyampaian informasi kepada masyarakat melalui platform digital. Terutama menjelaskan tentang program pemerintah.

“Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam yang penting pesannya sampai ke masyarakat,” ucap Juri Ardiantoro terpisah di Jakarta, Minggu (27/4/2025). (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button