Headline

Putri Indonesia Gaungkan Pentingnya Menjaga Diri dari Penyakit Autoimun

INDOPOSCO.ID – Putri Indonesia tahun 2009 Qory Sandioriva berupaya mendengungkan pentingnya melindungi dari penyakit autoimun. Sebab, penyakit tersebut lebih sering menyerang perempuan pada usia produktif, meski dapat mengangkit siapapun.

Mulanya, ia bercerita tentang penyakit autoimun yang dideritanya sejak usia 16 tahun. Berselang beberapa tahun, bahkan dirinya sempat kehilangan kesadaran ketika menjadi Putri Indonesia. Namun, kala itu dokter tetap mengizinkan melanjutkan ajang kontes kecantikan itu.

Hal tersebut disampaikan Qory saat berkunjung ke Kantor INDOPOSCO kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025). Melalui kesempatan itu, ia ingin meningkatkan kesadaran masyarakat mencegah penyakit autoimun.

“Sosialisasi kesehatan (penyakit) autoimun. Bisa memberikan ilmu pengetahuan ini ke masyarakat,” kata Qory saat berbincang dengan pimpinan manajemen dan redaksi INDOPOSCO di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025).

Penderita autoimun pernah meningkat pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kini, penyakit autoimun yang terdapat 183 jenis itu kembali muncul. “Di inggris banyak orang terkena autoimun,” ucap perempuan berusia 33 tahun itu.

Menurutnya, penanganan autoimun sudah diperhatikan, walaupun tenaga medisnya belum terlalu banyak. Pengalamannya ketika terjangkit autoimun harus berobat ke luar negeri.

“Dulu saya berobat harus ke Penang, California (Amerika Serikat), Korea Selatan. Sekarang kita tidak perlu berobat ke luar negeri lagi,” tutur Qory yang juga Duta Satwa Indonesia.

Kala itu, dia sempat dikira menderita penyakit lupus. Mengingat penyakit itu berasal dari gangguan autoimun, yakni kondisi saat sistem kekebalan menyerang bagian tubuh yang sehat.

Adapun gejala yang dideritanya ketika mengalami autoimun yakni, kulit terasa perih, ngilu sendi dan tulang, otot dan saraf kaku. “Saya mengalami koma selama empat hari,” imbuh Qory.

Penyakit autoimun tidak sepenuhnya mungkin karena banyak yang disebabkan oleh beberapa faktor genetik dan lingkungan yang sulit dihindari. Namun, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko, seperti menjaga gaya hidup sehat, menghindari faktor pemicu, dan mendapatkan pemeriksaan medis rutin. (dan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button