Waspadai Mata Kering, Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun Mematikan

INDOPOSCO.ID – Anda sering merasa mata kering, perih, berair, atau seperti ada pasir di dalamnya? Jangan buru-buru anggap sepele. Di balik keluhan ringan itu bisa tersembunyi penyakit autoimun yang diam-diam menyerang tubuh Anda.
Peringatan ini digaungkan dalam rangka Bulan Kesadaran Mata Kering 2025 oleh JEC Eye Hospitals and Clinics. Lewat kampanye edukatif dan pendekatan multidisiplin, JEC ingin mengingatkan bahwa mata kering bisa menjadi gejala awal dari penyakit serius seperti Sindrom Sjögren, lupus, atau rheumatoid arthritis (RA).
“Mata kering bukan sekadar gangguan ringan. Dalam banyak kasus, ini bisa jadi alarm dini dari proses autoimun yang menyerang sistem tubuh. Kesadaran masyarakat harus dibangun sejak sekarang,” jelas dr. Niluh Archi, SpM (dr. Manda), dokter spesialis mata dari JEC Eye Hospitals and Clinics.
Alarm Tubuh
Menurut dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD-KEMD, Internist dan Endokrinolog JEC @ Menteng, mata kering bisa menjadi jendela diagnosis untuk penyakit autoimun. Ketika sistem imun menyerang kelenjar air mata, produksi air mata berkurang drastis. Kondisi ini menyebabkan mata kering berat, meradang, dan bila tidak ditangani, bisa berujung pada luka kornea hingga gangguan penglihatan permanen.
“Bila keluhan mata kering disertai gejala lain seperti mulut kering, nyeri sendi, kelelahan ekstrem, atau bengkak sendi, bisa jadi ini bukan dry eye biasa, tapi dry eye karena autoimun,” tambahnya.
Data dari American Academy of Ophthalmology menunjukkan:
• Sekitar 10% pasien mata kering menderita Sindrom Sjögren
• Namun dua pertiga dari mereka tidak terdiagnosis
• Tanpa terapi yang tepat, risiko infeksi hingga kebutaan meningkat
Indonesia Hadapi Lonjakan Kasus, Tapi Minim Kesadaran
Di Indonesia, prevalensi mata kering cukup tinggi, yakni antara 27,5% hingga 30,6%. JEC sendiri telah menangani lebih dari 72.000 pasien dry eye dalam dua tahun terakhir (2023–2025). Namun, minimnya edukasi dan pemahaman menyebabkan banyak pasien hanya mengobati gejala, tanpa menyadari adanya masalah serius di baliknya.
Yang mengkhawatirkan, mata kering karena autoimun umumnya menyerang wanita usia produktif (20–50 tahun) — kelompok yang seharusnya dalam kondisi sehat dan aktif. Sayangnya, gejala sering diabaikan atau ditutupi karena dianggap ringan.
Solusi Komprehensif dari JEC
Sebagai pionir layanan dry eye terpadu sejak 2017, JEC menghadirkan Dry Eye Service — pendekatan medis modern yang tak hanya mengatasi gejala, tetapi juga menelusuri penyebab sistemik yang tersembunyi.
Teknologi diagnostik yang digunakan meliputi:
• Dry Eye Questionnaire
• Schirmer Test (mengukur volume air mata)
• TBUT (menilai stabilitas air mata)
• Ocular Surface Staining
• Meibography (struktur kelenjar air mata)
• TearLab Osmometer (kadar osmolaritas air mata)
Setelah diagnosis ditegakkan, pasien akan mendapat penanganan sesuai kebutuhan:
• Air mata buatan & lubricants
• Punctal plug (penyumbatan saluran air mata)
• Anti-inflamasi dan antibiotik tetes
• Tetes mata dari autologous serum
• IPL Therapy (E-eye®️)
• Dry Eye Spa – relaksasi & perawatan kelenjar
Layanan ini tersedia di lima lokasi utama JEC:
📍 JEC @ Kedoya (Jakarta)
📍 JEC CANDI (Semarang)
📍 JEC ORBITA (Makassar)
📍 JEC BALI (Denpasar)
📍 JEC JAVA (Surabaya)
Kapan Harus Waspada? Ini Tandanya
Segera periksa ke dokter jika mengalami:
• Mata terasa kering dan perih berulang kali
• Mulut atau lidah terasa kering
• Anda wanita usia 20–50 tahun
• Ada riwayat keluarga autoimun
• Tetes mata biasa tidak membantu
Mata kering bisa menjadi tanda pertama tubuh Anda sedang “melawan dirinya sendiri”. Jika dibiarkan, dampaknya tidak hanya pada penglihatan, tapi juga pada organ tubuh lainnya.
“Kesadaran dini, diagnosis dini. Dengan deteksi tepat waktu, kita bisa mencegah kerusakan organ dan mempertahankan kualitas hidup,” tegas dr. Niluh Archi. (srv)