Keren, Antusiasme Pemilih Muda Cukup Tinggi di Pemilu 2024

INDOPOSCO.ID – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai antusiasme pemilih muda cukup tinggi di penyelenggaraan Pemilu 2024 karena kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) merupakan pendatang baru yang dapat menarik simpati.
“Mayoritas sekarang pemilih muda hampir 60 persen. Tingkat kepercayaan, tingkat kemauan datang ke TPS (tempat pemungutan suara) tinggi, dan inilah yang harus dijaga oleh partai politik maupun penyelenggara pemilu,” kata Ray Rangkuti seperti dikutip Antara, Jumat (23/7/2022).
Dia berharap partai politik tak melunturkan semangat para pemilih muda dan penyelenggara pemilu harus memastikan penyelenggaraannya maksimal supaya tidak menghilangkan kepercayaan mereka.
Baca Juga : Orang Indonesia Tidak Menghendaki Banyak Partai
Untuk meraih simpati para pemilih muda, lanjutnya, sosialisasi penting dilakukan tak hanya dari partai politik, tapi juga pemerintah dan penyelenggara pemilu. Selain itu, isu politik identitas juga harus dicegah sedini mungkin.
“Merekalah yang harus betul-betul melakukan sosialisasi terhadap pemilih kita. Nah, masalahnya kan parpolnya bukan sosialisasi pemilih cerdas, yang mereka lakukan justru bagi-bagi minyak goreng sambil minta dipilih, bukan sosialisasi supaya tidak politik identitas,” tuturnya.
Ray mengatakan stigma politik identitas yang sering dilakukan ialah menggunakan agama untuk menyerang calon lain, dimana isu Islamofobia jadi tantangan yang bisa hadir dalam Pemilu 2024.
“Baik Islamofobia maupun yang Islam politik itu harus dicegah,” tegasnya.
Dia berharap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak lepas tangan terhadap pengaduan yang dilaporkan masyarakat, khususnya pemilih muda, karena itu bisa menjadi tolok ukur kepercayaan pemilih terhadap kinerja dan kecakapan penyelenggara pemilu.
“Harus diimbangi pengharapan dan penghargaan terhadap mereka. Jadi Bawaslu jangan lepas tangan, orang lapor jika memang laporannya tidak memenuhi syarat, harus tetap dihargai dan diproses, bukan kemudian dibiarkan dan akhirnya laporan tersebut jadi bahan perundungan orang lain,” ujarnya. (wib)