Headline

Divaksin Covid-19 Ada Chipnya, Begini Respon Reisa Broto Asmoro

INDOPOSCO.ID – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 serta Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menanggapi beberapa mitos yang berkembang di masyarakat terkait vaksinasi dan Covid-19.

Reisa, dalam acara bincang-bincang yang digelar virtual, Jumat (27/8) malam menjelaskan salah satu mitos yang banyak berkembang di masyarakat adalah keberadaan chip yang disuntikkan ke dalam tubuh melalui vaksin Covid-19.

“Jadi ini mitos yang banyak banget berkembang karena pada tidak paham isi vaksin itu sebenarnya apa. Sebenarnya isi vaksin itu mau itu vaksin buatan Amerika, Eropa, China, itu semuanya memiliki standar internasional yang sama,” ucap Reisa seperti dikutip Antara, Sabtu (28/8/2021).

Ia menjelaskan kalau vaksin hanya berisi komponen virus dan bahan-bahan yang membuat vaksin awet di dalam tubuh. “Jadi tidak ada tuh isi chip segala macam,” jelasnya.

Berikutnya, mitos mengenai merokok dapat menangkal virus corona. Reisa menegaskan hal itu tidak benar. Ia menjelaskan kalau merokok malah memperburuk kondisi tubuh, terlebih terinfeksi Covid-19.

Merokok, kata dia, juga berpotensi menularkan droplet ke lingkungan sekitar, apalagi jika dilakukan di ruangan yang tidak memiliki perputaran udara yang bagus. Hal itu membuat virus bertahan di udara serta berpotensi terhirup oleh orang lain.

Reisa juga membantah mitos yang menyebut anak-anak kebal terhadap Covid-19. Ia menjelaskan kalau tingkat kematian anak-anak karena Covid-19 di Indonesia justru tergolong tinggi.

“Jadi jangan salah kaprah, anak-anak ini bukan berarti kebal dan justru malah kita harus bersedih karena di Indonesia ini tingkat kematian anak karena Covid-19 ini tinggi sekali dibandingkan negara lainnya. Jadi kita harus hati-hati ekstra jaga anak-anak, ajarkan mereka protokol kesehatan 3M,” tutur Reisa.

Mitos berikutnya adalah anggapan kalau protokol kesehatan dapat diabaikan setelah menerima vaksin Covid-19. Reisa menilai hal itu salah kaprah, karena vaksinasi Covid-19 tidak membuat tubuh menjadi kebal 100 persen.

Vaksin, kata dia, merupakan bagian dari ikhtiar membentengi diri dari penularan Covid-19. Tidak hanya vaksin, ikhtiar lain yang harus dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan. “Nantilah suatu saat kalau misalnya semuanya sudah divaksinasi, kita sudah mempunyai herd immunity ataupun kekebalan imunitas, kemudian kita bisa berharap kita dapat melonggarkan si protokol kesehatan ini,” tutur Reisa.

Dalam kesempatan itu, Reisa turut menjawab mengenai mitos tentang meminum minyak kayu putih bisa menyembuhkan Covid-19. Ia menjelaskan mengonsumsi minyak kayu putih malah dapat membahayakan tubuh serta berpotensi menimbulkan penyakit baru.

Terakhir, Reisa menjawab mengenai mitos yang mengatakan imunitas orang yang pernah terkena Covid-19 lebih baik dari orang yang divaksin. Ia menjelaskan kalau daya tahan tubuh yang terbentuk dari orang yang terinfeksi Covid-19 berbeda-beda.

“Ada yang bentuknya ringan, ada yang terbentuknya optimal. Jadi yang lebih baik dilakukan adalah perlindungan justru dari vaksin, karena vaksin itu bisa memberikan perlindungan yang memang sudah tertakar, sudah sesuai saran, jadi optimal,” ucap Reisa.

“Apalagi kalau sempat sakitnya gejalanya ringan, biasanya antibodinya justru tidak terlalu optimal seperti yang diharapkan serta biasanya tidak bertahan lama seperti dari vaksin,” sambung dia. (mg2/wib)

Back to top button