Headline

IDI Minta Tabung Oksigen Tidak Boleh Kosong di RS

INDOPOSCO.ID – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tengah melakukan koordinasi terkait kebutuhan tabung oksigen yang langka di pasaran. Pasalnya, kebutuhan tabung oksigen sangat vital pada penanganan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kita akan bahas bersama ketua soal kelangkaan tabung oksigen ini,” ujar Wakil Ketua IDI Prasetyo Widhi Buwono melalui gawai, Minggu (4/7/2021).

Menurut Prasetyo, terapi oksigenasi bagi pasien Covid-19 merupakan terapi utama (vital), untuk keselamatan dan kesembuhan pasien. Oleh karena itu, keberadaan tabung oksigen di rumah sakit (RS) Covid-19 tidak boleh kosong.

“Apapun yang terjadi, tabung oksigen tidak boleh kosong, karena untuk keselamatan pasien,” katanya.

Penggunaan tabung oksigen, dikatakan dia, diperuntukkan pada pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat. Lebih jauh ia menuturkan, perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit untuk meningkatkan saturasi (kadar oksigen) hingga di atas 95. Kendati di RS sendiri pasien akan diposisikan pada proning (terapi tengkurap untuk meningkatkan oksigen).

“Pasien dengan saturasi di bawah 95 akan dipron ya? Tetapi terapi oksigen tetap harus diberikan. Jadi tabung oksigen tidak boleh habis atau kosong,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar tidak membuat masyarakat panik. “Pastikan ketersediaan oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19, agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat,” tegas Netty Prasetiyani Aher.

Ia menjelaskan, lonjakan permintaan tabung oksigen karena tabung oksigen diperlukan oleh RS yang menangani kasus Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat. Pasien kasus positif dengan gejala terus meningkat, sementara ketersediaan ruang isolasi di fasilitas kesehatan (faskes) rujukan di beberapa daerah penuh.

“Pasien positif dengan gejala ringan hingga sedang terpaksa isolasi mandiri di rumah dengan menyiapkan keperluan perawatannya, termasuk tabung oksigen,” katanya.

Secara nasional BOR rumah sakit di Indonesia mencapai 72 persen, sedangkan Wisma Atlet sudah mencapai 90 persen. “Di beberapa daerah terjadi antrean pasien di IGD. Kondisi ini mengkhawatirkan jika tidak segera diantisipasi dengan persiapan rumah sakit darurat,” ucapnya.

Ia menyebut, kelangkaan tabung oksigen terjadi karena tabung oksigen tersebut barang impor yang dikelola oleh segelintir perusahaan saja. Ia khawatir pengelolaan alat kesehatan (Alkes) ini dimonopoli.

“Bagaimana bisa alkes penting seperti tabung oksigen bisa langka dan ternyata hanya dikelola oleh segelintir perusahaan,” seronohnya.

Kelangkaan juga terjadi pada stasiun pengisian oksigen di berbagai tempat. Ia meminta, pemerintah agar segera memastikan bahwa tidak ada permainan menimbun barang untuk kepentingan sepihak.

“Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan situasi sulit untuk kepentingan bisnis atau politik dengan mengorbankan nyawa rakyat,” terangnya. (nas)

Back to top button