Gaya Hidup

Lebih Bermanfaat, Akademisi: Internet Bisa untuk Penyebaran Konten Positif

INDOPOSCO.ID – Kemajuan teknologi informasi (internet) harus diarahkan dan bermanfaat bagi kemaslahatan bersama. Seperti pemanfaatan internet untuk penyebaran konten positif.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung, Mei Santi dalam acara daring, Kamis (29/8/2024).

Ia menyebut, konten positif tersebut mencakup konten yang mendidik, menginspirasi, memotivasi, atau meningkatkan kesadaran tentang isu-isu penting.

Dia menegaskan, pemanfaatan internet untuk penyebaran konten positif bertujuan mempromosikan nilai-nilai positif, mengurangi penyebaran informasi yang salah atau berbahaya.

Selain itu juga, masih ujar dia, untuk menciptakan lingkungan online yang lebih sehat dan bermanfaat bagi semua pengguna,” bebernya.

”Penyebaran konten positif bisa dilakukan dengan aplikasi percakapan seperti WhatsApp, Messenger, Telegram, Direct message (DM IG), dan lainnya,” bebernya.

“Sementara untuk media sosial dapat menggunakan Facebook, TikTok, YouTube, Instagram, X (twitter), atau Linkedin,” imbuhnya.

Ia menambahkan, beberapa aspek kecakapan digital dalam menghadapi konten negatif, di antaranya: aspek literasi digital, berpikir kritis, dan kolaborasi online.

“Mengetahui cara kerja platform, mampu menganalisis konten secara positif, dan secara aktif berpartisipasi dalam gerakan yang mendorong penyebaran nilai positif dan etika bermedia digital,” katanya.

Menurut dia, tindakan yang dapat dilakukan jika menemukan konten negatif dengan melakukan verifikasi dan cek sumber informasi, laporkan konten negatif, dan konter dengan konten yang positif.

“Buat dan sebarkan konten yang mendorong nilai-nilai positif untuk menggantikan pengaruh dari konten negatif,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, dosen Universitas Paramadina Jakarta Septa Dinata menuturkan, agar terhindar dari kabar bohong siswa harus membaca berita dengan tuntas. Dan jangan hanya berhenti di kepala (judul) saja.

“Lalu analisis secara perseorangan apakah berita itu masuk akal. Dan cari pembanding daru sumber berita yang lain, dan bila perlu tanyakan ke ahlinya,” ujarnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button