Ekonomi

Tekan Laju Impor, Ekstraksi LPG Dimungkinkan di Indonesia

INDOPOSCO.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESFM) Bahlil Lahadalia berkeinginan untuk menekan angka impor LPG (Liquefied Petroleum Gas) di Tanah Air.

Menurutnya ini sangat menarik. Terlebih pengembangan hilirisasi LPG untuk bisa menekan laju angka impor gas minyak cair itu menjadi salah satu pekerjaan rumah yang diamanahkan Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.

Menyikapi hal itu, Ketua dan Founder Energy Institute for Transition (EITS) Godang Sitompul meminta Menteri ESDM untuk mencermati terlebih dahulu data konsumsi LPG di Indonesia plus nilai impornya.

“Data menunjukkan konsumsi LPG di Indonesia sudah melebihi 8 juta ton per tahun. Pada tahun 2023, realisasi konsumsi LPG bersubsidi mencapai sekitar 8,07 juta ton dan kuota untuk tahun 2024 diproyeksikan mencapai 8,12 juta ton,” ujar Godang dalam keterangannya, Selasa (27/8/2024).

Dari nilai tersebut, sebanyak 6,95 juta ton atau lebih dari 85 persen diperoleh dari sumber impor. Jika dihitung dengan harga LPG 580 USD/ton dengan kurs Rp16 ribu per USD, maka nilai impor LPG mencapai Rp64 triliun.

“Hilirisasi lapangan-lapangan (terindikasi mengandung LPG) agar segera melakukan upaya-upaya proses produksi LPG,” katanya.

Salah satunya seperti yang ditemukan di Wilayah Kerja (WK) North Ganal sumur Geng North-1 bisa diolah menjadi LPG di Kilang Gas Bontang Badak NGL, Kalimantan Timur.

Beberapa lapangan migas di Indonesia memang memiliki potensi untuk menghasilkan LPG sebagai produk sampingan dari eksploitasi gas alam.

Berdasarkan informasi yang diterima, terdapat 17 lapangan migas di Indonesia yang memiliki indikasi kandungan LPG dengan total kapasitas sekitar 1,2 juta ton per tahun.

Sejumlah lapangan tersebut biasanya mengandung gas alam yang dapat diekstraksi menjadi propana dan butana, komponen utama LPG. Pengembangan lebih lanjut terhadap lapangan ini penting untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG, terutama akibat dari kebutuhan domestik terus meningkat

“SKK Migas perlu mendata lapangan-lapangan itu dan bekerja sama dengan Ditjen Migas untuk menawarkan kepada investor potensi membangun kilang LPG dengan mengekstraksi gas alam menjadi LPG,” pungkasnya. (rmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button