Ekonomi

Di Tengah Perang Dagang AS–Tiongkok, Indonesia Tetap Resilien

INDOPOSCO.ID – Arah baru kebijakan moneter global memberi angin segar bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Perubahan sikap bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), menjadi sorotan utama setelah mulai memangkas suku bunga acuan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai langkah tersebut sebagai tanda positif bagi stabilitas dan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Dalam beberapa waktu terakhir, kami mulai melihat perkembangan positif dinamika perekonomian global. Paling update adalah stance kebijakan The Fed yang memangkas suku bunga acuan akibat perlambatan di pasar tenaga kerja,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (22/9/2025).

Pada rapat FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) tanggal 17 September 2025, Purbaya menjelaskan bahwa The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Langkah ini diambil karena risiko pelemahan pasar tenaga kerja dipandang lebih besar ketimbang inflasi yang masih berada di atas target.

“Di sisa tahun 2025, The Fed diperkirakan masih akan melakukan dua kali pemangkasan. Keputusan ini penting untuk meredam tekanan eksternal, terutama di pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, ia menyoroti kinerja ekonomi berbagai negara yang tetap tangguh hingga triwulan II-2025, meskipun AS memberlakukan tarif resiprokal yang tinggi. Indonesia, lanjutnya, termasuk dalam kelompok negara yang resilien menghadapi tekanan global.

Optimisme juga datang dari lembaga internasional. “Dengan berbagai latar belakang global tersebut, IMF (Dana Moneter Internasional) merevisi ke atas outlook ekonomi global. Indonesia termasuk negara yang mengalami revisi ke atas, dengan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan naik menjadi 4,8 persen pada 2025, dari sebelumnya 4,7 persen,” terangnya.

Meski begitu, Purbaya mengingatkan bahwa tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok masih menjadi faktor risiko utama. “Dinamika ini perlu terus dipantau dan dimitigasi,” tegasnya.

Dengan prospek yang kian positif, Indonesia diyakini mampu menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global, sebuah peluang yang patut dimanfaatkan dengan penuh kehati-hatian. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button