Terkait Kebijakan Stimulus Fiskal, Ini Prediksi Perekonomian Indonesia Menurut JP Morgan

INDOPOSCO.ID – CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie menilai kebijakan paket stimulus fiskal akan dorong kinerja perekonomian Indonesia sepanjang sisa tahun 2025.
Ia menilai pelaku pasar menyambut positif paket stimulus senilai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp24 triliun yang telah diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 2 Juni 2025.
“Subsidi tampaknya difokuskan kepada masyarakat umum, dengan anggaran yang sebagian besar dialokasikan untuk program-program seperti tambahan bantuan sosial dan subsidi upah,” ujar Gioshia seperti dikutip Antara, Kamis (4/5/2025).
Gioshia menjelaskan, ada beberapa sektor yang berpotensi diuntungkan dari paket stimulus ini, di antaranya sektor barang konsumsi pokok, bahan baku, barang konsumsi diskresioner, serta properti.
“Diskon transportasi dapat meningkatkan permintaan perjalanan domestik, menciptakan risiko kenaikan bagi bisnis hotel,” ujar Gioshia.
Selain paket stimulus, lanjutnya, beberapa kebijakan yang akan mendorong kinerja ekonomi nasional di sisa tahun 2025, di antaranya perjanjian perdagangan dengan negara mitra dan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral.
Sebagaimana diketahui, setelah melalui proses negosiasi, Indonesia berhasil menurunkan ketetapan tarif resiprokal dari Presiden AS Donald Trump menjadi 19 persen dari sebelumnya sebesar 32 persen, yang dibarengi dengan kesepakatan lainnya.
Dari sisi moneter, BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali sejak September 2024, kemudian dilanjutkan pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus 2025 dengan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) hingga saat ini berada di level 5 persen.
“Valuasi pasar yang menarik dan kebijakan strategis, juga memberikan prospek cerah terhadap sektor-sektor tertentu, seperti barang konsumsi, properti, dan perbankan,” ujar Gioshia.
Lebih lanjut, Gioshia mengatakan pengeluaran semester I-2025 tercatat hanya mencapai 40 persen dari target anggaran sepanjang tahun 2025, yang mengindikasikan percepatan pengeluaran pada semester II-2025 dan berpotensi menopang pertumbuhan.
Tidak hanya itu, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang baru diumumkan turut memperkuat optimisme ini, dengan keseimbangan antara dorongan pertumbuhan dan disiplin fiskal.
“Anggaran 2026 berhasil menjaga keseimbangan antara disiplin fiskal, pendanaan program strategis pemerintah, investasi jangka panjang, dan kebutuhan jangka pendek untuk mendorong konsumsi masyarakat. ujar Gioshia.(wib)