Ekonom: Ratusan Triliun APBN tak Sia-sia, tetapi Tersandera Desain

INDOPOSCO.ID – Ekonom Achmad Nur Hidayat menyebut, data resmi menunjukkan kemiskinan Maret 2025 sekitar 8,47 persen, membaik dibanding tahun sebelumnya, serta Gini Ratio 0,375.
Namun, menurutnya, ketimpangan di kota lebih tajam (Gini 0,395) dibanding desa (0,299). “Di kota, kemiskinan absolut lebih rendah, tetapi jurang kualitas layanan, kesempatan kerja, dan beban biaya hunian-transportasi membuat persepsi ketidakadilan menumpuk,” ujar Achmad melalui gawai, Kamis (4/9/2025).
“Jadi, ya kesenjangan adalah bensin yang menguap. Pemicu ledaknya adalah krisis kepercayaan pada rasa adil. Isu privilese, layanan publik yang terasa tak setara, dan penanganan kerumunan yang memantik emosi,” imbuhnya.
Ia mempertanyakan belanja besar pemerintah yang tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Perlindungan sosial (Perlinsos) dan belanja terkait mencapai ratusan triliun rupiah dari tahun ke tahun jelas menahan kejatuhan, menjaga konsumsi, dan memperbaiki indikator.
“Namun dampaknya kerap tersandera fragmentasi program, banyak skema kecil yang mirip, menimbulkan tumpang tindih dan biaya administrasi tinggi,” katanya.
“Juga lemahnya jembatan dari bantuan menuju pemberdayaan penerima mendapat transfer, tetapi tidak otomatis terhubung ke pekerjaan yang lebih baik, akses modal, atau peningkatan keterampilan,” imbuhnya.
Sebelumnya, aksi demonstrasi di sejumlah wilayah di Indonesia belakangan ini memicu anarkisme. Tak sedikit aksi pengerusakan dan penjarahan menyebabkan kerusakan fasilitas umum. (nas)