Ekonomi

Kurikulum Berbasis CPL Penuhi Kebutuhan SDM Industri Keuangan Islam

INDOPOSCO.ID – Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat menekankan, pentingnya pembentukan kurikulum yang berfokus pada integrasi antara prinsip keuangan Islam dengan praktik perbankan universal.

Kurikulum ini, menurutnya, dengan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) yang fokus pada pencapaian Graduate Learning Outcomes (GLOs) atau di Indonesia dikenal dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL).

“Ini menentukan kompetensi lulusan sejak awal. Kurikulum ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap–setiap mata kuliah dirancang untuk berkontribusi secara terarah terhadap profil lulusan yang diharapkan,” kata Emir, dalam acara diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) tentang penawaran program studi diploma pascasarjana di bidang keuangan dan perbankan Islam, yang diselenggarakan oleh Mindanao State University Maguindanao, Senin (30/6/2025).

Dia menjelaskan, tentang salah satu tantangan utama dalam industri keuangan Islam, yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM). Menurut data penelitian yang dilakukan oleh Rifqi Muhammad dan Peni Nugraheni pada 2022 lalu, di Indonesia, industri membutuhkan sekitar 11 ribu pekerja yang terlatih setiap tahun. Tetapi saat ini lulusan universitas yang tersedia hanya 4 ribu lulusan.

“Ini memaksa perusahaan merekrut bankir konvensional dan melatih ulang mereka,” ungkap Emir.

“Hal ini merupakan solusi sementara yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum yang relevan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan ini,” sambungnya.

Selain pengembangan kurikulum, ungkap Emir, penelitian juga memainkan peran sentral dalam kurikulum ini. Dengan mengintegrasikan proyek capstone, kolaborasi industri, dan studi kasus nyata, mahasiswa tidak hanya menguasai teori tetapi juga berkontribusi pada inovasi industri.

“Kurikulum tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga menjadi katalisator pertumbuhan berkelanjutan industri keuangan Islam,” jelasnya.

“Kolaborasi antara akademisi, regulator, dan industri, serta adaptasi terhadap perubahan zaman, akan menentukan relevansi dan keberhasilan program ini di masa depan,” tambahnya.(nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button