Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Bea Cukai Asistensi Ekspor Langsung dari Daerah

INDOPOSCO.ID – Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya penanggulangan dampak Covid-19, salah satunya dilakukan dengan menggali potensi dan mendorong kegiatan ekspor di berbagai daerah. Bea Cukai sebagai instansi yang memiliki kewenangan dalam tata laksana ekspor secara aktif membantu para pelaku usaha yang berskala mikro, kecil, dan menengah ataupun berskala besar untuk dapat melakukan ekspor atas hasil produksinya.
Bea Cukai Wilayah Riau dan Bea Cukai Pekanbaru memberikan asistensi untuk ekspor perdana PT Karunia Alam Riau. Perusahaan yang memproduksi wooden cooler box tersebut mengirim hasil produksinya ke Kansas, Amerika Serikat.
“Pada kesempatan kali ini PT Karunia Alam Riau mengirim 430 unit hasil produksi dari kontrak keseluruhan sebanyak 10.000 unit wooden cooler box. Nilai devisa ekspor dari barang yang dikirim kali ini mencapai USD 24.811 atau sekitar Rp350 juta. Sementara total nilai keseluruhannya diperkirakan mencapai USD570.500 atau sekitar Rp8 miliar,” ungkap Kepala Kanwil Bea Cukai Riau, Ronny Rosfyandi.
PT KAR merupakan UMKM pertama di Pekanbaru yang melaksanakan ekspor. Melalui pusat logistic berikat (PLB) wooden cooler box dikemas dengan aksesoris yang diimpor dari China kemudian diekspor ke Kansas, Amerika Serikat. Perusahaan mendapatkan fasilitas fiskal berupa penangguhan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang diberlakukan untuk barang impor yang diimpor ke PLB. Bea Cukai sepenuhnya memberikan asistensi dan dukungan kepada PT KAR untuk dapat memasarkan produknya di pasar internasional.
Ronny menambahkan bahwa Bea Cukai telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung program PEN. “Dimulai dengan penggalian potensi ekspor oleh pengusaha UMKM/IKM, baik secara mandiri maupun berkoordinasi dengan pemerintah daerah, sampai dengan sosialisasi dan asistensi terkait kemudahan dalam melakukan ekspor oleh pengusaha UMKM/IKM,” kata Ronny.
Bea Cukai Riau, dijelaskan Ronny, ingin membuktikan dan meyakinkan para pengusaha UMKM/IKM bahwa ekspor itu mudah dan Bea Cukai siap dalam membantu, membina dan mengasistensi UMKM/IKM sampai dapat dilakukannya ekspor.
Sementara itu, Kepala Bidang Fasilitas Kanwil Bea Cukai Riau, Hartono mengatakan bahwa ekspor melalui PLB masih belum masif di Indonesia, “Kami berharap proses ekspor melalui PLB menjadi berkembang secara nasional. Apabila hal ini berhasil, maka masyarakat Riau turut berbangga karena ekspor melalui PLB dimulai dari sini,” tutur Hartono.
Di Kalimantan, Bea Cukai Pontianak juga melakukan asistensi terhadap ekspor perdana akar laka (Dalbergia Parviflora) yang dilakukan oleh CV Borneo. “Sebanyak 11.500 Kg akar laka dengan tujuan China diekspor langsung dari Pelabuhan Dwikora, Pontianak,” ungkap Lulus Hadi, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Bea Cukai Pontianak. Hadi juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang menyukseskan ekspor perdana tersebut.
Tidak hanya di kedua wilayah tersebut, Bea Cukai Sulawesi juga membantu ekspor perdana yang dilakukan oleh PT Sinar Sawit Indo. PT. Sinar Sawit Indo berhasil melaksanakan ekspor residu sawit dengan negara tujuan China sebanyak 309 Ton yang dimuat dalam 15 kontainer dengan nilai devisa sebesar USD 157.781. Selain itu juga memberikan pemasukan penerimaan negara melalui bea keluar sebesar Rp34 juta dan Dana Pungutan Sawit sebesar Rp108 juta.
Ekspor ini merupakan hasil nyata dari sinergi Bea Cukai Kendari dengan Tim Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara yang selama ini telah beberapa kali melakukan asistensi kepada para pelaku usaha yang berpotensi melakukan ekspor, sehingga tahun 2021 dibuka dengan awal yang menggembirakan dengan adanya ekspor perdana dari Sulawesi Tenggara sebanyak tiga komoditi perkebunan yaitu Pala, Mete, dan yang terakhir Residu Sawit ini.
Kepala Kantor Bea Cukai Kendari, Denny Benhard Parulian menyampaika kegiatan ekspor perdana ini merupakan program kerja dari Tim Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara yang fokus pada program Direct Export dari Sulawesi Tenggara. “Adanya kegiatan Direct Export residu sawit ini membuktikan bahwa ekspor produk Sulawesi Tenggara bisa dilakukan langsung dari Sulawesi Tenggara. Kami menghimbau kepada seluruh pelaku ekspor produk asal Sulawesi Tenggara agar mengekspor langsung dari Sulawesi Tenggara,” tuturnya. (adv)