Disway

Bisikan Prabowo

INDOPOSCO.ID – Hanya dua hari kemudian muncul kekagetan ini: “Amerika telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia”.

Begitu sekonyong-konyongnya. Seperti tiba-tiba saja jari-jari Presiden Donald Trump menari di akun medsos miliknya, Truth Social: mengumumkan kesepakatan itu ¬¬–awalnya tanpa sedikit pun menyertakan rincian. Pasti ada hubungannya dengan ini: dua hari sebelum itu presiden Indonesia melontarkan pernyataan yang sangat menohok Amerika. “Di zaman multipolar ini, Eropa harus jadi pemimpin dunia,” ujar Presiden Prabowo Subianto. Prabowo memilih panggung khusus untuk mengucapkan itu: di Brussel, ”ibu kota” Eropa.

Anda sudah tahu apa itu multipolar: tidak hanya satu atau dua kutub.

Berita Terkait

Begitu Uni Soviet runtuh (1989), dunia hanya single polar: Amerika Serikat.

Eropa terpecah-pecah ke 27 negara. Rusia hanya seperti reruntuhan Soviet. Tiongkok masih miskin. Amerika jaya seorang diri.

Tapi dunia terus berputar dengan dua kutub aslinya: kutub utara dan kutub selatan. Lalu Eropa bersatu ke Uni Eropa. Mata uang Euro diberlakukan.

Cacing Tiongkok menjelma menjadi naga besar. Vladimir Putin menjadi pemimpin kuat Russia.

Dunia pun berubah. Dari single polar ke multipolar: Eropa, Tiongkok, Russia, dan Amerika yang gelisah.

Maka ketika dunia marah ke yang baru saja kehilangan jabatan single polar, –marahnya bisa sambil berpikir: bagaimana bisa hidup tanpa si mantan. Brasil-Tiongkok kian mesra –kekuatan ekonomi terbesar di Latin dan terbesar di Asia.

Luasnya lautan yang memisahkan mereka diseberangi dengan cara baru: pakai kapal-kapal Valemax. Yakni jenis ultralarge tapi untuk angkutan curah. Maka kirim kedelai dari Brasil tidak lagi lebih mahal daripada dari Amerika.

Jalan tol antara Peru-Brasil dibangun Tiongkok –agar tidak perlu lagi lewat terusan Panama.

Presiden Prabowo ke Eropa: membangkitkan semangat Eropa untuk kembali meraih mahkota lama.

Beberapa negara Eropa memang pernah jadi kiblat dunia: Belanda, Inggris, Jerman dan Prancis.

Maka misi Prabowo ke Eropa pekan lalu bisa dibilamg sukses luar biasa.

Bersejarah. Presiden bertemu dua tokoh utama Eropa: Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa.

Kesepakatan bersejarah pun diraih: perdagangan bebas antara Indonesia-Eropa. Kita bisa ekspor ke Eropa dengan tarif 0 persen.

Selama ini ekspor kita ke Eropa memang nomor tiga –setelah ke Tiongkok dan Amerika. Anda sudah tahu ekspor kita ke Amerika sekitar USD 28 miliar. Ke Eropa USD 21 miliar.

Di saat Amerika menaikkan tarif impornya menjadi 32 persen (dari 10 persen), maka tarif 0 persen di Eropa ibarat udara sejuk di musim panas.

Prabowo telah jadi presiden yang seperti merangkap menko ekonomi dan menteri perdagangan sekaligus.

Belakangan orientasi kita ke Amerika dan kemudian ke Tiongkok memang menguat. Tapi romantisme lama dengan Eropa belum terlalu lupa.

Kita masih perlu mesin-mesin Eropa –antara lain karena standar ukuran yang cocok dengan Indonesia. Ukuran cut off mesin, frekuensi hz listriknya, dan cm vs inci-nya lebih akrab dengan kita.

Saya pernah beli mesin-mesin Amerika. Tidak cocok. Satuan ukurannya inci. Mau beli mesin Eropa mahal. Mau beli mesin dari Tiongkok masih belum percaya kualitasnya (waktu itu).

Akhirnya saya putuskan: beli mesin Eropa tapi dari Italia. Harganya tidak semahal mesin buatan Jerman. Kalau ada teman bertanya ”mesinnya buatan mana”, masih bisa bilang ”buatan Eropa”.

Eropa tentu lebih cerewet dalam masalah lingkungan dan hak-hak asasi manusia. Mereka sering mempersoalkan kaitan antara produk dan proses produksinya. Eropa tidak akan melunak. Tapi itu justru baik untuk meningkatkan standar kualitas Indonesia.

Kita juga masih bisa dapat gandum dari Eropa. Utamanya dari Ukraina dan sekitarnya. Pokoknya salut: Prabowo bisa mengambil hati Eropa dengan baiknya.

Bagaimana setelah Trump tiba-tiba bertitah lewat medsosnya?

Trump akhirnya menyebut agak rincian: Indonesia dikenakan tarif 19 persen.

Ini luar biasa. Bahkan satu persen lebih rendah dari yang diberikan kepada Vietnam.

Trump juga memuji Prabowo sebagai presiden yang hebat, kuat, dan populer sekaligus. Untuk tarif 19 persen tersebut, kata Trump, Amerika bisa bebas akses ke Indonesia. Juga akan memperoleh tarif 0 persen dari Indonesia.

Tentu itu juga masih agak abstrak. Apakah 19 persen itu masih akan ditambah 10 persen tarif dasar. Lalu apakah 0 persen yang akan diberikan ke Indonesia itu untuk semua barang Amerika.

Kebetulan kita butuh gandum. Pesawat. Kedelai. Rasanya tarif 0 persen untuk Amerika tidak ada yang keberatan. Pokoknya Prabowo berkibar di dunia perdagangan internasional.

Prabowo juga sudah ke Tiongkok dan Brasil –dua korban terbesar tarifnya Trump. Di Brasil, Prabowo justru meneguhkan eksistensi Indonesia dalam BRICS –yang dibenci Amerika.

Di Brasil itu pula harusnya Prabowo juga dapat bisikan pribadi dari Presiden Lula da Silva: “usia saya sekarang 79 tahun. Lima tahun lagi Anda masih lebih muda dari saya saat ini”. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 16 Juli 2025: Delapan Persen

Achmad Faisol
adakah yang murni teknis untuk sesuatu yang besar…? tidak ada, setahu saya… selain teknis ada pertimbangan filosofis… kalau takhayul, wah, itu terlalu keras tuduhannya… he he he… contohnya sistem operasi windows… ini urutan namanya: windows 3.11 windows 95 windows 98 windows Me (millenium) windows XP (eXperience) windows Vista nah, windows Vista kurang berhasil… komputer windows XP diupgrade ke Vista dampak negatifnya banyak aplikasi ga jalan… akhirnya microsoft mengeluarkan windows versi baru… apa namanya…? windows 7 dari windows angka terakhir 98, kok bisa-bisanya kembali 7… banyak meme mengejek bill gates ga bisa matematika… 7 itu: 7 OSI layers (aturan komunikasi antar komputer) 7 segmen (jenis angka di lift) 7 hari 7 benua 7 samudera 7 keajaiban dunia 7 itu pitu… pitu iku pitulungan…

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
SIMBOLISME ANGKA 8: TAKDIR, TUJUAN, DAN TANTANGAN YANG MELINGKUPI PRABOWO.. Angka 8 bukan sekadar angka bagi Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebutnya sebagai angka keramat. Deretan simbolisme “8” dalam hidupnya antara lain: 1). Presiden RI ke-8. 2). Sandi militer “08” saat berpangkat Kapten. 3). Berdiri sebagai Presiden di HUT Gerindra ke-17 (1+7=8). 4). Peresmian Freeport oleh dirinya 17 Maret (1+7=8). 5). Tahun berdirinya RI ke-80 saat ia sudah jadi Presiden, ada angka 8 nya. 6). Tahun 2025 → 2+0+2+5 = 9, lalu dimanipulasi jadi 8 (8+9=17 → 1+7=8). 7). Peluncuran Dana Anagata Nusantara oleh dirinys: 24/02/2025 → 2+4+2=8. 8). Tahun pendirian Gerindra: 2008 (mengandung “08”). ### Budaya pun menguatkan simbolisme itu: 1). Budaya Jawa: “wolu” = kebajikan, wibawa. 2). Budaya Feng Shui: angka 8 = “bintang kekayaan”. 3). Budaya India & Jepang: angka 8 = hoki dan kemakmuran. ### Karena itu, angka 8 bukan hanya takdir—tapi juga target. Prabowo menjadikan pertumbuhan ekonomi 8% sebagai misi besar: menyatu dengan simbolisme dirinya, sekaligus mendobrak jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Dari Kapten 08, jadi Presiden 08, menuju ekonomi tumbuh 08 persen. Sebuah takdir berbentuk delapan: terus berputar, tak terputus.

Motor Listrik
Pak DIS, tolong dong tulisan yg mengulas PT Handal, mngapa perusahaan ini segitu fenomenal dalam menampung rakitan mobil listrik.

Cuco San
Ada satu pertanyaan, dari mana sumber peningkatan laju perekonomian sebesar 8 persen itu? … Kita bisa mengkaji terhadap komponen PDB (Produk Domestik Bruto)., di mana ada 4 komponen, yaitu a. Konsumsi masyarakat; b. Belanja Pemerintah. c. Investasi dan d. Neraca Perdagangan (atau selisih ekspor dan impor) … Untuk komponen kesatu. Data konsumsi masyarakat menunjukan peningkatan, tetapi lihat data nilai pinjaman di perbankan meningkat dan kredit macet meningkat. Artinya ini “konsumsi palsu”, karena konsumsi itu berbasis hutang, bukan berbasis pendapatan … hehehe … Untuk komponen kedua. Dengan kebijakan efisiensi atau pemangkasan anggaran belanja APBN, maka jelas komponen ini tidak dapat diharapkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi … hiks hiks .. Untuk komponen ketiga. Sejak era orde baru, selalu investasi ini dirindukan, tapi tidak kunjung tiba secara nyata. Angka persetujuan selalu meningkat, tapi angka realisasi investasi selalu lebih kecil . hihihi .. Tersisa komponen keempat yaitu kegiatan ekspor.. Ekspor yang bisa bernilai tinggi di pasar global adalah komoditas industri … Tapi mayoritas warga juga tahu bahwa industri kita itu memble dan bahkan pasar domestik dibanjiri produk impor yang legal maupun ilegal (barang selundupan).. JIka dari model normal PDB itu, maka tidak ada pintu untuk keluar dari jebakan … Mengapa Prabowo optimis dengan 8 persen? Konon kabarnya ada jalan “tidak normal” … Pemerintah jadi “CALO/perantara”, dalam perdagangan antar negara …

djokoLodang
-o– TIGA NAMA Pagi-pagi istri memeriksa telepon suami –yang sedang mandi– dan menemukan tiga nama yang menarik perhatiannyi. ‘Yang lembut’ ‘Yang mengagumkan’ ‘Wanita impianku, Dia marah dan –menggunakan hp suami– menelepon nomor pertama yang langsung dijawab oleh ibu mertua. Nomor kedua dijawab oleh kakak ipar. Ketika dia menelepon nomor ketiga, teleponnyi sendiri berdering. Dia menangis terharu karena meragukan suami yang tidak bersalah, jadi dia segera berlari dan memeluknya. Hari itu pulang dari kantor suami membeli hadiah ulangtahun untuk pacarnya, yang namanyi tersimpan sebagai ‘Paman Roni bengkel ganti oli’. –koJo.-

siti asiyah
Khawatir terjebak, masuk jebakan atau senang dalam jebakan ?? Jangan – jangan kita memang bukan hanya miskin secara nyata tapi bisa jadi kita sudah miskin sejak dalam pikiran,Dalam 3 kali pemilu terakhir, dikecamatan saya sudah tak marak gambar caleg dan gambar capres, yang marak adalah para “kader“ musiman yang eksis 5 tahun sekali.Kader musiman ini berbekal daftar nama atau kadang dilengkapi dengan fotocopy KTP nama – nama yang dipegangnya untuk disetor bagi para caleg yang memerlukannya.Transaksi sudah sedemikian vulgar, sudah sama suka dan saling membutuhkan sehingga sudah sangat minim fanatisme partai, abai dengan program dan tak hirau rekam jejak.Maka “program yang tak bisa dicerna“ dianggap omon – omon semata, bagi mereka program yang “ bisa dimakan “ itulah sejatinya program. Kader partai yang memprogramkan keadilan dan kesejahteraan pasti bukan pilihan, meskipun target mereka riil menyentuh hajat hidup keseharian masyarakat sebab bagi mereka itu kan hanya program, sekedar mencoba memilih saja mereka tak sudi sebab program dan cita – cita partai bagi pemilih tidak bisa dicerna / dimakan.Sekelas PDI-P ataupun PKB yang dulu besar karena fanatisme , calegnya bisa memble bila tidak ada program yang bisa dimakan.Boleh disurvey , untuk jadi para calegnya habis berapa untuk program yang bisa dimakan.

Suharno Maridi
Salah satu analisa kenapa Presiden Prabowo membentuk kabinet sangat gemuk adalah untuk menyeleseikan politik dalam negeri agar selanjutnya fokus ke soal ekonomi demi mengejar yg 8 persen itu. Tetapi begitulah. Ada saja orang Indonesia yg entah dgn alasan apa selalu berbuat onar pada sisi perpolitikan itu. Politik yg memang sudut pandang kebenaran nya sangat subyektif selalu dapat dimainkan oleh pihak tertentu demi mengganggu kestabilan. Sebagai contoh kasus ijazah Presiden Jokowi. Seperti tidak selesai selesai. Sebenarnya sudah pada taraf tidak masuk akal. Tiga orang alumnus UGM mempermasalahkan ijazah alumnus UGM lainnya. Demikian ngotot nya hingga tidak mau menerima penjelasan dari UGM sendiri. Belakangan penyelidikan polisi pun menyatakan hal serupa. Tidak juga meu terima. Begitu soal ijazah mental lari ke skripsi, lalu skripsi mental lari ke tempat KKN. Selanjutnya …wis mbuh ra ruh. Apalagi itu semua diberi panggung yg sangat besar oleh media kita. Hal yg semacam ini sebenarnya sangat janggal. Publik menerka nerka apa sebenarnya motif 3 orang tsb. Semua hanya demi menimbulkan kekisruhan politik. Diawal seolah hanya mengarah ke Jokowi, lalu sekarang merembet ke Wapres Gibran, ujungnya bisa ditebak ke Presiden Prabowo

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
TRILOGI TAK CUKUP, SAATNYA “CATURLOGI PEMBANGUNAN” DIGULIRKAN.. Trilogi Pembangunan era Orde Baru menekankan tiga hal: pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan hasil pembangunan, dan stabilitas nasional yang dinamis. Tapi zaman berubah—tantangannya pun berubah. Kini, satu ancaman utama yang menggerogoti ketiganya adalah: Korupsi. Korupsi merusak fondasi. Ia mencuri dari rakyat, merusak pemerataan, dan melumpuhkan kepercayaan pada negara. Maka, Trilogi tak cukup. Kita butuh Caturlogi Pembangunan—dengan satu tambahan penting: Perang terhadap korupsi..! Tanpa pemberantasan korupsi, pertumbuhan hanya memperkaya segelintir. Pemerataan tinggal slogan. Stabilitas pun rapuh karena ketidakadilan menumpuk. Caturlogi adalah pengingat bahwa pembangunan tak hanya soal angka dan proyek, tapi juga moral dan keadilan. Perang terhadap korupsi bukan pelengkap, tapi pondasi keempat—agar tiga pilar lainnya berdiri tegak. ### Kalau mau 8% pertumbuhan, pastikan juga 0% toleransi terhadap korupsi. Karena korupsi bukan hanya pencuri uang negara, tapi pencuri masa depan seluruh bangsa.

Lagarenze 1301
Santai Sejenak 2. Ekonom itu menimbulkan kontroversi ketika mengungkapkan fakta-fakta berikut ini. Seorang pesepeda adalah bencana bagi perekonomian negara. Kenapa? + Ia tidak membeli mobil. + Tidak mengambil kredit mobil. + Tidak membeli asuransi mobil. + Tidak membeli bahan bakar. + Tidak menservis atau memperbaiki mobil. + Tidak menggunakan tempat parkir berbayar. Masalah lain dari pesepeda adalah ia tidak menjadi gemuk. Celakanya, ia tetap sehat. Hal itu menjadi kabar buruk karena: + Mereka tidak membeli obat-obatan. + Mereka tidak pergi ke rumah sakit dan dokter. + Mereka terlalu lama meninggal, menghabiskan banyak subsidi dan fasilitas negara. Sebaliknya, setiap gerai baru McDonald’s menciptakan setidaknya 30 lapangan kerja: + 10 ahli jantung + 10 dokter gigi + 10 ahli gizi. Itu di luar tenaga kerja yang diserap gerai McDonald’s itu. Beberapa saat kemudian, ekonom itu mengetok kepalanya sendiri ketika menyadari, pejalan kaki lebih buruk. Orang-orang itu bahkan tidak membeli sepeda!

Komentator Spesialis
MBG Begitu terpilih jadi Presiden, Prabowo langsung nge gas program MBG. Kenapa begitu ? Alasannya sederhana saja menurut saya. Walaupun untuk MBG ini Prabowo harus me realokasikan Rp 51.5T untuk 17.9 juta anak, bahkan nantinya bisa menghabiskan sekitar Rp 240T untuk memenuhi target 82.9 juta anak, tapi Program tetap lanjut. Saya lebih melihat ini untuk menjalankan komitmen JANJI KAMPANYE. Sebuah contoh yang baik dari seorang pemimpin untuk melunasi janji kampanyenya “at any cost”. Jangan sampai janjinya 10 juta lapangan kerja baru, yang dibangun malah IKN yang nggak ada di janji kampanye. Jangan sampai janjinya : stop impor beras, stop impor daging, stop impor pangan..apalagi…stop impor kedelai. Malah jadi orang yang paling rajin impor. Alias jadi pembohong !

Er Gham 2
Trump puji puji Prabowo dalam wawancara setelah tetapkan tarif 19 persen. Disebutkan, “Very popular, very strong, very smart”. Tau gini kenapa enggak menang ya waktu tahun 2014 dan 2019. Malah … (Maaf sensor)

Nico Gunawan
menurut saya yang di sebut amerika sekarang sebenarnya donald trump karena sistem nya sekarang mirip raja (hukum adalah apa kata trump anak buahnya asal bapak senang) jadi saya maklumi cara trump lebih mirip preman gertak dulu, yang lemah bisa dipalak yg kuat gak dibisa tekan cukup nego minta lawan akui nama besar nya jaga gengsi karena statusnya kepala preman. pokoknya every he does is tremedous . repotnya trump sudah gak tahu aturan gimana dia mau buat aturan yg jelas dengan negara lain mungkin maunya trump kaya raja jaman dahulu juga kasih dia upeti wkwkkwkw (siapa yang mau?)

Hardiyanto Prasetiyo
Target 8% terlalu ambisius. Setahu saya target kenaikan ekonomi jika tidak diikuti dengan kenaikan produktifitas maka akan berakibat inflasi, yg ujungnya akan membuat purchase power/daya beli masyarakat melemah. Tingkat produktifitas dapat dilihat pada index PMI yg anda pun tahu bahwa PMI Indonesia anjlok dari Mei 47,4 dan Juni menjadi 46,9 artinya tingkat produksi barang/jasa menurun. Pun dengan inflasi naik dari Mei 1,60% menjadi Juni 1,87%. Uniknya daya beli/purchase power yg bagus itu bukan di kelas atas apalagi bawah namun di kelas menengah. Oleh karena itu kelas menengah jadi ujung tombak sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Mirip seperti ungkapan bahasa arab : خير الأمور أوسطها (sebaik-baik perkara adalah pertengahannya).

Em Ha
Mengapa Pemerintah dan Perusahaan memakai pola yang sama. Sama-sama menjebak. Mentri dan Direktur masuk dalam jebakan betmen. Diperkarakan, ditersangkakan, disidang. Istilahnya masuk dalam fase hidup sia-sia. Untuk mendukung ambisi pertumbuhan. Pemerintah merekrut Mentri hebat. Lulusan luar negeri. Cakapnya macam bule, jauh dari tok de tok. Berbusa air liurnya mengamankan dan menjalankan kebijakan presiden. Akhirnya berbaju pink juga dia. Nasibmu Tom. Perusahaan itu hampir mati. Tak banyak yang tertarik perusahaan media itu. Ada yang melirik sebelah mata. Dibelinya. Setengah hati. Diletak disitu anak bawang. Penuh keraguan. Ambil ancang-ancang, bila suatu hari ada duit. Perusahaan yang dibeli sudah diminta pengembalian modal awal tadi. Tak dinyana di tangan ‘Anak Bawang’ perusahaan media itu menjelma nasi kebuli lengkap dengan kambing ayam. Anak Bawang melahirkan lengkuas, jahe, ketumbar, buah pala. Pokoknya komplit. Usaha dan kerja keras ‘Anak Bawang’ itu berpeluh. Tak terhitung tapak sepatu yang dipakainya. Bukan hanya tapak sepatu gilir berganti. Hatinya pun turut bertukar. Kurang keras apa coba? Lantas apa sebab perusahaan itu dengan teganya mentersangkakan ‘Anak Bawang’. Tak sadarkah mereka bahwa Nasi Kebuli yang selama ini nikmati adalah racikannya? Jebakan lengkuas. Hidangan yang diambil dikira daging atau ayam. Eehh.. ternyata lengkuas. Nasibmu lan. ????

Lagarenze 1301
Ramai-ramai beras oplosan bikin saya bingung. Soalnya, dari sekian merek yang sudah di-publish, ada merek yang selalu saya beli. Dua hari lalu, saya baca di komen CHD, ada ibu @Kholifatul Isnaeni yang kaget karena beras yang ia beli di Alfamart ternyata masuk daftar beras oplosan. Kalau tidak salah mereknya Raja Ultima. Saya mulanya tenang saja. Sampai tadi pagi saya baca berita di beberapa media yang menambah panjang daftar merek beras oplosan. Beras langganan saya ada di dalam daftar itu. Selama ini saya beli beras di toko langganan di Jl Ki Maja. Mereknya: Raja Udang. Saya percaya asli dari produsen, tidak dioplos oleh toko penjualnya. Raja Udang produksi Lampung. Harganya memang lebih mahal dan, aduh, semakin mahal. Tapi karena, itu tadi, kadung percaya kualitasnya. Apalagi, beras ini memang punel dan pulen. Sekarang, saya jadi bingung. Apa benar beras merek itu hasil oplosan dengan beras yang kualitasnya lebih rendah? Atau hanya karena beberapa syarat tidak terpenuhi seperti kadar air, butir kepala, dan butir patah? Sebaiknya pemerintah segera menjelaskan lebih detail. Biar kami tidak menerka-nerka dan berpikiran negatif. Ini urusan perut.

Wilwa
Kita sedang menghadapi plutocracy. Sebuah istilah yang muncul 1631 yang artinya government by the wealthy. Yang akan menyebabkan ineaquality yang makin parah dari tahun ke tahun. Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Contoh: menurut Richard David Wolff, 50% rakyat USA di level bawah hanya menguasai 2,5 persen ekonomi, 40% rakyat “menengah” hanya dapat porsi 30%. Sedangkan 10% lapisan atas menguasai 2/3 ekonomi USA. Ketidaksetaraan / Kesenjangan ini terjadi karena government dikendalikan segelintir wealthy people alias horang kaya alias capitalism yang tak terkendali.

Rizal Falih
Makan siang malam. Makan siang digabung makan malam. Bagi bujang tanggung biasanya  dengan menambahkan porsi makanannya. Kalau biasanya makan hanya satu piring, ini karena digabung di satu waktu, porsinya menjadi dua piring. Atau bisa juga ditambah porsi nasi dan lauk pauknya. Nah kalau anak bujang di rumah, makan dua kali dalam waktu yang berdekatan. Jadi misalnya jam lima sore makan, nanti di jam tujuh malam makan lagi. Waktu ditanya kenapa, katanya karena tidak makan siang. Jadi menurutnya masih lapar. Pengganti makan yang sudah terlewat. Tapi badannya tidak terlihat melar. Mungkin karena masih masa pertumbuhan. Kalau anak muda masih kuat makan banyak, karena makanan yang masuk diserap oleh tubuh menjadi energi. Kalau lansia seperti Abah Dahlan, makan banyak buat apa? Lima suap nasi dengan sepotong empal pun pasti sudah kenyang. Kalau pun dipaksakan makan banyak malah jadi penyakit. Lemak yang menumpuk, bisa mengakibatkan kolesterol naik. Siklus kehidupan memang begitu. Dulu pengen makan yang enak-enak, uang disayang-sayang karena gaji masih terbatas. Banyak hal lain yang harus dipikirkan. Sekarang uang sudah banyak, makanan juga tetap dijaga. Kalau gak ya malah bisa jadi penyakit. Halah, komentar ini  harusnya buat edisi CHD kamaren.

yea aina
Bukan pesimis, tapi cobalah untuk realistis. Kalau para pebisnis masih wait and see, berakibat para pencari kerja dan korban PHK belum berubah statusnya. Rasanya jebakan middle income trap bisa serupa yang lagi marak di sini: menurunnya jumlah kelas menengah. OMB, orang miskin baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button