Disway

Menanti Kurban

INDOPOSCO.ID – Bukan sapi
Bukan domba
Bukan harta
Bukan benda
Bukan jiwa
Bukan raga
Ada kurban besar setelah Iduladha yang kita nanti
Yang tidak satu pemimpin pun mau melakukannya
Daging sapi ada di mana-mana
Daging domba banyak yang menghindarinya
Jiwa sudah banyak melayang
Raga tiada guna
Satu kurban besar yang dinanti semua orang di negeri ini
Sapi dan domba untuk iman pribadi
Kurban besar satu ini untuk kebaikan seluruh negeri
Kurbannya bukan sapi domba
Kurban itu politik partai
Pilar demokrasi yang dirinya sendiri anti demokrasi
Sumber kepemimpinan negeri yang justu anti meritokrasi
Berjuta sapi dan domba disembelih di hari ini Satu kurban lagi dinanti. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 6 Juni 2025: Rambut Identik

Achmad Faisol
tentang negara timur tengah, masjid di tempat saya pernah mendatangkan mahasiswa palestina yang sedang kuliah kedokteran di I
indonesia… karena hafidz dan wawasan keislaman kuat, disebut syaikh oleh takmir masjid…
ketika ditanya tentang kok negara-negara di timur tengah sepertinya kurang niat membantu, beliau bilang, “kami pun di palestina juga bertanya hal yang sama…”

Berita Terkait

Achmad Faisol
@koh liam, pemerintah indonesia sejak dulu mendukung kemerdekaan palestina bukan didasari oleh agama, tetapi karena zionis dikategorikan penjajah… maka, bagaimana cara membantu kemerdekaan dan lepas dari penjajah…? kita pernah dijajah dan dibantu oleh banyak negara… ternyata, di level negara bantuan bersifat diplomasi dan kemanusiaan… sekali lagi zionis israel itu penjajah, bukan sekadar teroris…

djokoLodang
-o–

AMROZI MASIKU
… Salut. Polisi berhasil melacak dan menangkap Amrozi –tokoh utama bom Bali– hanya berawal dari kerangka mobil L300 yang dipakai mengankut bom, dan ikut terbakar.
Nomor mesin dan nomor rangka sudah dihapus. Namun, masih ada jejak yang tertinggal. Nomor Kir.
Berbekal nomor kir itu, terlacaklah jejak Amrozi. …
*) Hebat, bukan? Kepolisian kita.
Tapiii, itu duluuu.
Sekarang, belakangan ini, melacak jejak Harun Masiku kok tidak bisa, ya?
–koJo.-

Achmad Faisol
@wilwa,
itu sudah dijawab gus mus (kh. mustofa bisri):
saya adalah orang indonesia yang beragama islam, bukan orang islam yang berwarga negara indonesia…
itu juga sudah dijawab oleh mbah wahhab dengan slogan terkenal, ” hubbul wathon minal iman; cinta tanah air termasuk bagian dari iman…”
jika ada yang masih seperti yang sampean katakan, saya justru bertanya, “mereka belajar di mana…?”

Ima Lawaru
Tulisan Abah hari ini menggambarkan bagaimana perjuangan seorang korban bom bali minta diperhatikan pemerintah. Ibu Khusnul sudah bertemu dengan para pelaku, dengan para pejabat. Maka sudahlah. Tak ada orang lain yg bisa membantu diri kita…selain kita sendiri.

Juve Zhang
Trump gak tahan dengan hilangnya logam jarang ….rare earth…. Tiongkok….sebagai balasan perang dagang…..Trump kemarin menelp on om Jin Ping minta logam jarang dilonggarkan lagi …wkwkw….katanya jagoan perang Dagang…. menunggu telpon tak pernah ada dari Beijing maka menahan rasa malu Trump menelpon om Jin Ping….Om gimana kabarnya????sehat??? Om Jin Ping Wo hen hao ….!nin ne????I am very sehat kata Trump…..mana logam jarang nya kami kelimpungan….wkwkw….om Jin Ping pura pura lupa sudah dikirim kan pake COD ……wkwkwk

Nimas Mumtazah
Merayu Tuhan adalah keahlian para kekasihNya. ولم اكن بدعائك رب شقيا
Mereka selalu memohon kepadaNya
Meskipun terkadang bukan tentang permohonan. Tapi senantiasa mengikat yakin. Sembari menikmati kemersraan bermunajat denganNya.

Runner
Dekade ini jualan yang masih terus tumbuh, salah satu salah duanya ya jualan kopi. Dulu minum kopi ya di rumah saja, ditempat hajatan, di kedai kopi yang jumlahnya gak banyak. Peminum kopipun kebanyakan para orang tua atau mrk yang sudah dewasa.
nah, sekarang minum kopi jadi trend, jadi gaya hidup, jadi “teman” ketika kerja, ketika nongkrong. Penikmat kopi meluas, masuk kelompok muda, remaja bahkan anak2. Minuman apapun kalau dikasih kopi…. dianggap layak menyandang sebutan minum kopi, “ yuuk ngopi”.
Pasar kopi meluas, yang jualan meluas. Dari kelas sepeda gerobak sampai tempat bintang 5.
Butuh kerja ? Juallah kopi. Mau jualannya laku cari momen yang pas, cari yang endorse.
Eh, jualan wedang jahe, wedang ronde, wedang uwuh, bandrek, bajigur apakah bisa jadi gaya hidup juga kali.
Jadi…suatu saat…. “yuuk ngewedang… yuuk ngebandrek”…. “yuuk ngopi”

Sadewa 19
Pemimpin perusahaan zaman now, dibuat pusing dengan bawahan mereka yang sebagian besar sudah beda generasi.Gemana tidak, dulu “para-para” bos-bos ini minum kopi hitam tanpa gula sebagai obat kantuk sehingga mereka makin semangat menyelesaikan tugas-tugas kantornya. Kerjaan dan target bisnis pun tercapai. Generasi zaman now, seleranya beda, selera mereka kopi susu, sebuah perpaduan yg aneh menurut bos bos yg sudah tua itu. Kopi bikin melek, susu bikin ngantuk. Gen z yg suka kopi susu, bukannya semangat kerja malah pada merem melek saat di kantor, kerjaan tetap gak selesai-selesai.

Juve Zhang
@wilwa saya bukan ahli terorisme tapi WNI yg ke Suriah menurut saya lebih “betul” …..silakan berbondong bondong ke Suriah dan perang disana….. dari pada Amrozi yg mengotori negara sendiri….jauh lebih terhormat perang di  luar negeri sesuai keyakinan nya……..didalam negeri biarlah sesuai yg sudah ada Pancasila dll….kalau punya keyakinan beda baiknya pergi ke LN sangat terhormat mati di sana atau jadi panglima perang disana…..

Sadewa 19
Di Desa saya, separuh penduduknya islam, separuhnya lagi kristen. Momen lebaran idul adha seperti saat ini, kerukunan dan toleransi sangat kami rasakan. Gereja pun ikut qurban, biasanya sapi atau beberapa ekor kambing.
Para pemuda gereja jg jadi tukang jagal, & bantu bantu distribusi hewan qurban. Pun saat natalan, orang-orang Islam yg gantian “nyumbang” makanan atau hasil bumi apapun yg mereka punya.
Sungguh pancasila, toleransi rasanya sudah tidak perlu lg diajarkan ke kami rakyat kecil, rakyat yg di desa.
Kami menantikan contoh toleransi dari orang orang kota, para politisi, para ologarki, para bos pemilik perusahaan itu. Toleransi ekonomi kepada kaum buruh, sebaliknya, toleransi buruh kepada bos bos mereka.
Toleransi tanpa pemerataan ekonomi, seperti kopi tanpa huruf “p”. Iya seperti ikan “koi” yg suatu saat ketika lapar bisa mudah berantem antar sesamanya.

Hendro Purba
Harus berapanya IQ Pemerintah agar bisa dan mau melakukan Pancasila ?

Tom Rusdi
Bisa dihitung pak. Klo ulah umar patek menewaskan 202 orang dihargai 10 M. Maka ulah Netanyahubug menewaskan 50 ribu orang, kepalanya patut dihargai : 50.000/200 x 10 M= 25 T

Liáng – βιολί ζήτα
Saya menemukan Umar Patek di Hedon Estate milik drg David –tanpa bisa minta tebusan Rp 10 miliar itu.(Dahlan Iskan) Seandainya….. ada negara Super Power yang “baik hati” yang berniat untuk menghentikan “kekerasan terhadap kemanusiaan” di belahan dunia manapun, dengan cara “meyingkirkan” tokoh-tokoh utama pelakunya….. Kira-kira….. berapa ya hadiah yang pantas yang akan ditawarkan untuk “penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu” ?? Mungkin, angka-angkanya akan berbaris sangat panjang….. sepanjang Jalur Gaza dari ujung yang satu ke ujung yang lain….. Atau, mungkin, sebanyak tetesan air mata jutaan masyarakat sipil di sana yang tidak tahu-menahu mengapa perang harus terjadi dan telah menewaskan puluhan ribu masyarakat sipil….. Paman Sam….. “kebeningan hati” mengatakan….. “Sisi Kemanusiaan” itu tidak akan pernah berbohong !!

Jokosp Sp
Jadi radikal dipicu oleh faktor utamanya dari ketimpangan ekonomi dan sosial. Kemudian bisa juga dari ketidak adilan yang diterimanya. Apakah negara akan sepenuhnya bisa menghilangkan radikalisme, kalau masih ada ketimpangan ekonomi yang sangat tajam dirasakan masyarakat mayoritas?. Sementara ekonominy hanya dikendalikan dan dinikmati oleh beberapa gelintir manusia. Yang memicu keparahan juga dari korupsi yang jadi budaya pejabat dan oligarkinya, apalagi dengan diperparahnya hukum yang hanya untuk mengendalikan kepentingan pejabat dan aparaturnya.

Jokosp Sp
Apa yang dilakukan Khusnul Khotimah itu benar. Apa yang sudah dilakukan untuk Nyerocos, untuk Menggugat, untuk Mendamprat siapa yang telah memperlakukan jadi cacat fisik sampai 90% itu benar. Apa dosa dia sehingga harus menanggung kesengsaraan seumur hidupnya?. Apalagi perlakuan berikutnya oleh masyarakat justru terbalik, tidak ada simpati dan perduli dengan menolak untuk dijadikan sebagai pekerjanya. Justru BNN (Pemerintah) dengan program deradikalisasinya hanya fokus di program utamanya ke pelaku terornya. Sampai harus mengundang wartawan asing/ internasional agar disiarkan di medianya. Ini namanya juga cuma sekedar cari nama, dan tidak empati terhadap yang jadi korban. Apa coba yang sudah dilakukan ke mereka yang sudah jadi korban?. Memprihatinkan kalau isi kepalanya masih hanya melihat sisi kepentingan pemerintah sepihak saja. Wajar kalau Khusnul Khotimah menggugat.

Ibnu Shonnan
Setelah buka CHDI hari ini untuk yang kedua. Kok jadi kepikiran. Sepertinya negara kita sudah waktunya untuk ekspor mantan terorisme. Biar dunia ngerti. Bahwa, Indonesia salah satu negara yang sukses dengan program deradikalisasi. Biarkan Tiongkok menjual BYD, mobil listrik andalannya. Amerika dengan kesombongannya. Indonesia dengan mantan terorismenya. Bagaimana, asyik bukan?

Sadewa 19
Jamaah : “Pak Ustadz, seandainya anak nabi Ibrahim, benar disembelih apa yg akan terjadi ?” Ustadz : “Berarti tidak akan ada kekuasaan yg turun temurun karena Raja dan para pemimpin akan mengorbankan anak anak terbaiknya” Jamaah : “bukankah itu bagus ?” Sejarah tidak akan mengenal Nepotisme ? Ustadz : “Jika anak terbaik sang Raja yg dikorbankan, kemungkinan anak anak raja yg kurang baik yg akan menggantikan. Beruntung itu tidak terjadi. Esensi qurban adalah menyembelih kesombongan manusia, bukan menyembelih anak-anak kita. kita tak perlu sombong & memaksakan anak anak jadi raja berikutnya. Cukup kesombongan, ego dan sifat kebinatangan manusia yg dikurbankan. Jamaah : “apakah domba yg menggantikan anak nabi ibrahim saat itu, domba asli atau identik ??… Ustadz: %&$$$%!&…

Wilwa
@Agus. Memperkuat tali persahabatan antara dua bangsa? Hmmm. Rasanya lebih tepat memperkuat “nationalism” Indonesia setelah mengalahkan kesebelasan Tiongkok. Sepakbola itu sudah seperti “Kind of Religion” seperti di Argentina. Yang bisa menyatukan rakyat Argentina. Melupakan sejenak ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja. Itulah power of football! Yang kadang melampaui perbedaan bahasa, suku, agama, status sosial/kaya miskin. Tenggelam dalam eforia kemenangan team tersayang. ☕️

Wilwa
@EmHa. Hmmm. Helmy Yahya, “duta besar China” ketika diwawancarai Rhenald Kasali melontarkan guyon nakal ala Ryu Hasan: Pada mulanya tuhan menciptakan langit dan bumi, sisanya buatan China. Ryu Hasan on Twitter (then X). 28 Dec 2019

Em Ha
“Today nearly everything is made in China. Except for courage. It’s made in Palestine” Anthony Bourdain. Saat ini hampir semua dapat dibuat di China. Kecuali keberanian. Keberanian itu diproduksi di Palestina. Setelah lusinan cerita Abah tentang Kesuksesan negeri China dan Amerika. Ditambah dua tulisan Abah tentang pelaku bom bali. Sebenarnya saya menunggu keberanian Abah menulis tentang korban keganasan TERORIS ISRAEL. Rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang teraniaya. Seandainya stok tulisan itu tidak ada. Saya menunggu Abah menghubungi om Mirza. Mintakan komentar Om Mirza untuk dijadikan Catatan Harian Dahlan. BTW selamat Timnas Indonesia 1-0 China.

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
RAMUAN ATAU SAJIAN: MENGULIK KATA UNTUK KOPI.. Kalimat “Kopi, ramuan Umar Patek” terdengar puitis, tapi dari sisi makna, penggunaan kata “ramuan” dan “diramu” kurang tepat untuk kopi. “Ramuan” umumnya merujuk pada campuran bahan yang bersifat obat atau tradisional, seperti jamu. Kopi tidak dianggap sebagai ramuan dalam konteks umum bahasa Indonesia. Kata yang lebih tepat adalah “sajian” atau “racikan”. Misalnya: 1). “Kopi, sajian khas Umar Patek” atau 2). “Kopi, racikan khas Umar Patek.” Keduanya memberi nuansa keahlian tanpa membawa konotasi herbal atau medis. @@@ Namun, jika digunakan sebagai nama warung kopi, kata “ramu” justru netral, bahkan cenderung kuat secara estetika. Nama seperti “Ramu Kopi” terdengar unik, berkarakter, dan memiliki daya tarik fonetik. Keindahan ucapan dan kesan khas Indonesia menjadikan nama ini unggul dari sisi branding.

Runner
Ketika bom dipasang diam2, meledak, menewasakan puluhan orang tak bersalah. Jelas perbuatan salah. Orang yang pasang bom disebut teroris. Dicari berhari-hari, nisa bertahun-tahun, bisa pencarian lintas negara. Sampai ketemu, ditangkap dan dihukum berat. Ketika bom diluncurkan terang2an, jelas siapa yang berbuat, menewaskan tidak hanya puluhan tapi ribuan orang tak berdosa. Masih ada saja yang mengaggap remeh, seolah membenarkan, mencari pembenaran. Orang2 seperti ini pelaku dan simpatisannya, hatinya sudah jadi batu, otaknya bukan bukan otak manusia.

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺
MENGINGAT KEMBALI: TRAGEDI BOM BALI 2002.. Bom Bali mengguncang Kuta pada 12 Oktober 2002. Dua ledakan di Paddy’s Pub dan Sari Club menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia, dan melukai lebih dari 200 lainnya. Biaya perawatan korban ditanggung berbagai pihak, termasuk pemerintah Australia. Umar Patek, anggota Jemaah Islamiyah, membantu meracik bahan peledak. Aksi ini dirancang oleh Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron (Mukhlas). Di antara mereka, sempat terjadi perdebatan soal sasaran, namun akhirnya disepakati tempat hiburan karena dianggap mewakili “barat”. Pelaku lain: Ali Imron (pembuat bom, yang kemudian menyesal dan bekerja sama dengan aparat), serta Dulmatin dan Azahari, dua ahli perakit bom yang akhirnya tewas dalam operasi penangkapan. Imam Samudra, Amrozi, dan Mukhlas dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada 2008. Umar Patek ditangkap di Pakistan (2011), lalu dihukum 20 tahun penjara (2012), dan belakangan memperoleh remisi. Dunia menyampaikan duka mendalam. Australia dan Indonesia memperkuat kerja sama melawan terorisme.

Johannes Kitono
Korban Bom Bali. Umar Patek seperti selebriti di Ramu Cafe di Hedon Estate. Dan Ibu Khusnul Chotimah, korban Bom Bali yang cacat luka bakar. Tentu saja kesal melihat orang yang telah membuatnya cacat. Korban Bom Bali I yang tewas 202 orang dan luka 209 orang. Sedangkan Bom Bali 2 yang tewas 23 orang dan luka 196 orang. Now Umar Patek ex teroris seperti disanjung sanjung seperti Pahlawan. Dan Ibu Khusnul Chotimah yang cacat masih susah hidupnya. Ini pemberitaan yang sangat tidak adil. Seharusnya CHD juga tulis tentang nasib para korban Bom Bali dan keluarganya. Apakah mereka juga dapat bantuan negara.Bukankah mereka jadi korban karena APH telah gagal melindung warganya.Para keluarga Korban Bom Bali harus bersatu. Bikinlah Cafe Cinta Kasih di Denpasar Bali. Barista dan semuanya staffnya dari keluarga Bom Bali. Bom teroris tidak bisa meledak kalau kena aroma kopi cinta kasih. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Er Gham 2
Ibarat skenario sebuah film laga aksi. Seorang mantan pembuat bom —yang telah insyaf dan kembali ke masyarakat— telah diculik dan dipaksa membuat sebuah bom oleh suatu sindikat kejahatan. Istri nya disandera sebagai jaminan oleh para penjahat itu. Bom terpaksa dibuat oleh sang mantan. Demi keselamatan istrinya. Hanya sebuah skenario film.

siti asiyah
Selamat Hari Raya Idul Adha, Berkorban itu berat, maka mesti kita penggal ego, kita putus urat nadi kekikiran, untuk seterusnya sebisa mungkin kita wujudkan dengan menyembelih hewan kurban bukan untuk kita berpesta melainkan untuk kita bagikan. Semoga para pemimpin dan penyelenggara negeri kita ingat pengorbanan sekian banyak rakyatnya, Semoga para suami ingat pengorbanan istrinya, Semoga para istri ingat pengorbanan suaminya yang bekerja keras mencukupkan nafkahnya, Semoga kita semua sebagai anak selalu ingat pula pengorbanan dan jasa bapak-ibu Semoga kita bisa selalu sedia berkorban manakala panggilan untuk itu melintas dikalbu.

Wilwa
@LiamThen. Masalah Israel vs Palestina memang rumit dan berkepanjangan. Kisah bangsa Yahudi adalah kisah bangsa yang relatif sedikit populasinya namun punya sejarah penderitaan yang sangat lama dan rumit. Mungkin itulah yang kemudian membuat bangsa yang terceraiberai ini menjadi kuat dan berpengaruh. Apa yang tidak membuat kita mati akan membuat kita tambah kuat. Demikian kata pepatah yang cocok untuk bangsa yang konon pernah dibuang di Babilonia lalu konon pernah jadi budak di Mesir, kemudian terlunta-lunta di Eropa, terakhir digenosida Hitler. Namun dunia mengenal Albert Einstein (1879-1955) sebagai fisikawan terbesar abad 20. Siapa sih sejarawan yang tak tahu Karl Marx (1818-1883) yang bikin heboh Eropa di abad 19 dengan pemikiran sosial politik ekonomi. Juga Eduard Bernstein (1850-1932) dan Rosa Luxemburg (1871-1919). Dua Yahudi terakhir ini mengembangkan dua varian Marxisme. Sosialisme vs Komunisme. Yang satu memilih jalan Reformasi melalui Partai Politik dalam bingkai demokrasi. Yang lain menganjurkan Revolusi menggulingkan oligarki kapitalis. Reform or Revolution? Adalah sebuah karya Rosa Luxemburg yang membuatnyi dieksekusi mati Kekaisaran Jerman tahun 1919 setelah gagal melakukan kudeta bersama kawan-kawan komunisnyi. Rosa ingin meniru Lenin yang sukses dengan Revolusi di tahun 1917 yang menggulingkan Kekaisaran Rusia dan mendirikan Soviet. Sejak itulah komunisme menjadi semacam hantu yang ditakuti oligarki kapitalis terutama di Amerika dan Eropa. Duh text limit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button